KARAWANG, PEKA - Ribuan santri dan warga Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Karawang menghadiri acara tahlilan hari ke-7 almarhum KH Hasan Bisri Syafei di Pondok Pesantren Attarbiyah, Telagasari, Kabupaten Karawang, pada Sabtu, 4 Maret 2017.
Selain warga, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana hadir beserta para pejabat lainnya ke lokasi tahlilan.
Tahlilan Hari ke 7
Menurut informasi, Cellica menginstruksikan pejabat Pemda Karawang untuk hadir di acara tahlilan salah satu tokoh NU tersebut yang juga ayah handa Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsyari. Selain para pejabat Karawang, terlihat Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi hadir terlebih dahulu ke tempat acara tahlilan di dampingi Ketua DPD Golkar Karawang, namun tidak sampai acara selesai.
Dalam kesempatan tersebut Cellica mengungkapkan, sempat menjenguk almarhum dan menyarankan berobat ke Jakarta untuk mengobati penyakit jantung yang dideritanya.  Namun Ketua NU Karawang dua periode tersebut lebih memilih berobat di Karawang.
“Saya pernah mengajak almarhum berobat ke Jakarta. Urusan yang lain-lainnya biar menjadi tanggung jawab saya. Namun beliau memilih ingin di Karawang,” kata Cellica.
Ia pun berpesan, perjuangan KH Hasan mengibarkan panji NU, mensyiarkan Islam harus menjadi contoh. Perilaku dan tutur kata almarhum, kata Cellica, yang tidak menyakiti hati orang lain juga harus menjadi contoh buat semua masyarakat Karawang termasuk juga dirinya.
“Beliau banyak mengajarkan kepada kita tentang kebaikan yang perlu menjadi tauladan kita semua. Iya teringat oleh saya beliau ini tidak ingin menyakiti orang lain meski sudah tersakiti,” kata Cellica
Sementara itu, mewakili keluarga, Ahmad Zamakhsyari yang juga Wakil Bupati Karawang, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga tahlil hari ke-7. Baginya, Kiai Hasan Bisri Syafei merupakan orangtua panutan bukan hanya untuk anak-anaknya, tapi warga Nahdliyin.
Jimmy -sapaan akrabnya- menceritakan, sebelum wafat almarhum seperti ada firasat. Pada saat mengkampanyekan Persika Karawang di Telukjambe dan bertanding sepak bola melawan tim di kecamatan setempat, dirinya cedera. “Biasanya mah nggak. Tapi pada saat di Telukjambe cedera,”katanya.
Sampai keesokan harinya, dirinya dikabari oleh adiknya dengan nada panik bahwa sakit ayah handanya makin parah. Hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit. “Namun di perjalanan, sambil melafadzkan kalimah Allah SWT, Apa (ayah) menghembuskan nafas terakhirnya,” ujarnya sambil meneteskan air mata.
Jimmy pun kembali mengungkapkan soal wasiat Almarhum. Dari mulai mengumrohkan ustad dan guru ngaji sampai dengan Nahdlatul Ulama. “Beliau berpesan, jangan pilah-pilih ulama. Ajak semua dan satukan NU,” pungkasnya.#oca-novi.