BANDUNG-Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Kadistan) Provinsi Jawa Barat, Hendi Jatnika berharap tahun ini tidak terjadi El Nino sehingga kemarau tidak akan separah beberapa waktu lalu. Berdasarkan periode dan data BMKG sudah memasuki kemarau sejak Juni, seperti di Cirebon. 
Hasil gambar untuk Distan Jabar Pantau Siklus El Nino"Siklus El Nino masih kecil. Maka kami pantau data BMKG untuk terus disampaikan kepada petani dan petugas lapangan,"katanya kepada wartawan di Bandung belum lama ini.
Melalui petugas di lapangan, Hendi mengimbau petani supaya jangan terlalu memaksakan untuk menanam komoditas.
"Kita sudah imbau petani lewat petugas lapangan. Tahun kemarin sukses ya untuk padi, sepanjang tahun hujan. Dilaporkan banyak yang kebanjiran daripada kemarau. Tapi periodenya kering diimbau petani tidak untung-untungan,"paparnya
Menurut Hendi sudah menjadi kebiasaan para petani di beberapa daerah seperti Indramayu dan Subang untuk tidak menanam padi. 
"Lahannya cenderung tidak ditanami apa-apa, ada juga yang ditanami semangka, bonteng, kacang panjang, untuk mengisi areal yang tidak mencukupi sawah,"ungkapnya
Sedangkan untuk wilayah di bagian Selatan Jawa Barat biasanya dilakukan rotasi pola tanam. Sekarang sudah gerakan jagung di daerah selatan atau palawija lainnya. Biasanya jagung di akhir musim hujan dan di awal musim hujan sebelum musim tanam di bulan september.
"Kan biasanya awal musim tanam di Oktober pada musim hujan. Biasanya menjelang tanam musim hujan itu palawija, ada jagung, kacang panjang dan lain-lain,"tuturnya.
Berkenaan dengan antisipasi kekeringan, Distan Jabar sudah melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota tentang lokasi-lokasi dan sarana pompanisasi dengan mencari sumber mata air.
"Ada pula program, meski belum menyebar ke seluruh sawah. Selain itu,  bantuan untuk membuat long storage atau tempat penyimpanan air,"pungkasnya.
Editor : Farida