PELITAKARAWANG.COM-.Sebanyak 8 Kabupaten/Kota yang berada di wilayah DAS Citarum akan mendapatkan dana bantuan untuk mengatasi sampai sungai. Dana tersebut berasal dari bantuan Bank Dunia sebesar Rp 1,4triliun yang sudah disepakati sebelumnya dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jabar.(26/6).
Gubernur Ridwan Kamil  (RK) mengatakan bahwa persoalan sampah sungai Citarum sudah dipetakan penanganannya sesuai dengan volume sampah yang mengarus ke sungai Citarum. Menurutnya, Metro Bandung –yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi—menjadi penyumbang sampah sungai terbanyak.
Hal tersebut diungkapkan RK setelah memimpin rapat persiapan dan usulan kebutuhan penanganan limbah domestik DAS Citarum bersama Bupati Bekasi, Karawang,  Cianjur, Purwakarta,Bandung Barat,Bandung,Wali Kota Cimahi dan Bandung di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin kemarin, (24/6/2019).
"Ternyata 80 persen sampah Citarum datang dari Metro Bandung yaitu Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat," ucap RK.
Sedangkan, 20 persen sampah Citarum berasal dari Kabupaten Purwakarta, Cianjur, Karawang,dan  Bekasi.Maka itu, dana bantuan akan dialokasikan kepada setiap daerah sesuai dengan proporsi permasalahannya. Metro Bandung, kata dia, akan mendapat dana bantuan terbesar dengan besaran Rp 300miliar.
"Anggarannya akan kita bagi sesuai proporsi persoalan sampahnya.Kalau dirupiahkan minimal 50 miliar per Kabupaten/ Kota. Ada juga yang Rp 100miliar,Rp 200miliar, dan paling besar Rp 300 miliar,” katanya. 
Dengan suntikan dana dan komitmen bersama menangani sampah Citarum,RK optimistis sungai sepanjang 300 kilometer tersebut akan bebas dari sampah dalam 5 tahun kedepan. "Jadi,kita komit (komitmen) dan kita optimis dalam 5 tahun sampah Citarum akan selesai," ucapnya.
Selain itu,semua kepala daerah yang hadir dalam rapat tersebut akan mengirimkan surat kesanggupan kepada Gubernur Jabar untuk ikut peran serta anggaran,di antaranya harus melakukan pembebasan lahan,fasilitas, dan biaya operasional."Boleh juga nantinya untuk beli truk sampah yang canggih atau bikin biodigester raksasa," kata RK.
Menurut RK,kunci penyelesaian sampai Citarum adalah pencegahan sampah sejak dari rumah. Sebab, anggaran itu akan lebih banyak digunakan untuk pencegahan sampah habis di tempat, pendirian bank sampah di tingkat Kecamatan.
"Kuncinya adalah mencegah sampah sejak dari rumah jadi kita bukan membiarkan gaya hidupnya masyarakat terus kita bikin teknologi canggih tapi justru anggaran ini akan lebih banyak untuk mengedukasi sampah," katanya.
Selain itu,kata RK,15 persen atau sekisar Rp 200miliar, kata RK, akan digunakan untuk mengkaji hal non-fisik,seperti kebijakan,edukasi,seminar, dan pelatihan.
"Menurut saya itu besar sekali Rp 200 Milyar hanya untuk non-fisik.Jadi,harus dimanfaatkan sebaik mungkin," tutupnya.(rl/yt).