Selain dampak Covid-19, pembukaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK swasta yang jauh lebih dulu di buka, membuat Sekolah berstatus negeri "sepi" pendaftar, khususnya di kampung-kampung. Bahkan, tahap 1 yang ditarget cukup, beberapa diantaranya hanya mampu menerima 10 - 60 persen dari target. Seperti SMAN 2 Klari yang hanya mampu menerima belasan siswa di tahap pertama dan SMAN Tempuran yang hanya 83 siswa baru dari target 180 di gelombang pertama dengan beragam kriteria (jalur masuk).

"Tahap pertama di jalur KETM, Perpindahan orangtua dan prestasi, sebenarnya kita target 180 siswa, tapi yang diterima hanya 83 siswa saja, "Kata Wakasek Humas SMAN 1 Tempuran, Endra Wahyudi kepada pelitakarawang.com Kamis (25/6).


Sebagaimana prediksi pihak KCD, bahwa Negeri di kampung-kampung yang banyak SMK Negeri dan Swasta akan mendapati siswa lebih sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain faktor pandemi, Swasta memang sudah membuka jauh-jauh hari PPDB dengan segudang promosi dan rekruitmen masiff dan cenderung lebih pada komersialisasi. Saat ini, SMAN 1 Tempuran membuka pendaftaran 10 rombel dengan jumlah siswa baru di target 360. Namun, di gelombang pertama saja, baru 83 orang dari target 180. Ini, sebutnya, masih lebih mendingan, ketimbang SMAN 2 Klari dimana lokasi itu banyak SMK Swasta dan hanya mampu menyerap sekitar belasan siswa baru di tahap pertama. "Swasta lebih dulu buka dengan segudang promosi dan metode rekrutmen masif, ini sudah di prediksi bahwa SMA Negeri bisa mendapati siswa hanya 50 persenan dari rombel yang dibutuhkan karena baru buka di bulan Juni ini, sementara swasta sudah tutup lebih awal, " Katanya. (Rd)