Pasca musibah bencana rob di Utara Karawang sisakan masalah tersendiri yakni rusaknya rumah warga atau warung-warung yang berada di tepian pantai misal di Cemara Jaya atau obyek wisata Tanjung Pakis Jaya.(07/6).

Atas kondisi tersebut,Jalaluddin meminta Pemkab atau DPRD Karawang segera menindaklanjutinya.

Warga tidak hanya butuh ditengok dan dibantu sekedarnya namun perlu juga diperhatikan kerusakan infrastrukturnya misal Jalan yang terputus antara Cemara Jaya dan Sedari.Terlebih musibah air rob kemarin sebenarnya bukan masalah baru di pantai Utara Karawang yakni makin masifnya abrasi pantai,beber dia.

Adanya sebuah niatan dari relokasi seperti yang diceritakan bupati Cellica Nurrchadiana saat berkunjung melihat pasca musibah itu harus cepat terealisasikan bukan hanya dicanangkan atau diwacanakan.DPRD Karawang Harus mendorong bupati untuk melakukan tindak-tindakan lebih persuasif dan adapatif, Tegasnya.



Saat disinggung tentang kewajiban Pertamina berkenan kompensasi yang belum juga dibayarkan, Jalaluddin sebut,perkara itu masih menunggu niat baik Pertamina namun batas waktu pasti sudah ada.Bila sampai bulan Juli paling lambat,ya terpaksa demo lagi dan bukan ke DPRD atau Pemkab Karawang tetapi tempat dan arahnya langsung saja ke Jakarta menjadi wajib,tandasnya.
Ia menambahkan bahwa peristiwa gedenya air rob menambah deretan musibah yang harus diterima warga di Utara Karawang dan akibatnya faktor ekonomi makin babak belur."Maka suka tak suka kompensasi Pertamina menjadi sebuah harapan lain untuk menyambung hidup",aku Jalaluddin tanpa tedeng aling-aling.

Sementara untuk keluhan warga pesisir Pantai Utara Karawang terkait lambatnya pelunasan kompensasi terdampak tumpahan minyak PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mendapat sorotan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Sri Rahayu Agustina Suroto.

Sri Rahayu mendesak agar PHE ONWJ untuk segera menunaikan kewajibannya kepada warga terdampak karena kondisi mereka sedang sulit dan terjepit dengan adanya pandemik COVID-19 dan banjir rob tidak bisa mencari ikan.

“Jika alasan Pertamina tertundanya pelunasan konvensasi karena pandemik COVID-19, maka ketika kondisi Karawang mulai berangsur-angsur mulai memasuki new normal, Pertamina segera tunaikan apa yang menjadi kewajibannya meski bertahap,” kata Sri
“Tumpahan minyak itu membuat mereka tidak bisa melaut mencari ikan untuk beberapa bulan,” ujar politikus Partai Golkar ini.

Belum kelar musibah tumpahan minyak, lanjutnya, mereka pun termasuk semua pihak ditimpa bencana pandemik COVID-19, lalu disusul banjir rob.

Sri pun kembali mendesak agar pihak Pertamina untuk segera realisasikan sisa pelunasan kompensasi kepada warga terdampak.dari tumpahan minyak.
“Mudah-mudahan pelunasan itu bisa terealisasi dalam jangka waktu yang tidak lama lagi karena warga juga perlu makan atau kebutuhan sehari-hari lainnya,” pungkasnya.*red