Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Ridwan Kamil, menegaskan pihaknya membuat keputusan berdasarkan parameter yang terukur.

Hal itu termasuk pada keputusan membuka kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di tengah pandemi.Soal KBM Tatap Muka di Sekolah, Ridwan Kamil: Agar Adil, Harus Penuhi 3 Syarat, Parameternya Terukur

"Kita harus adil ya, jadi kalau ada desa tidak ada kasus Covid-19 selama enam bulan, kemudian tidak ada sinyal terus kita suruh dia online dengan pola yang sama di daerah yang padat itu kan tidak adil.

Maka kita beri tiga salah satu daerah dengan tiga syarat yaitu sudah hijau, kedua gurunya harus sudah di swab, ketiga protokol 3M disiapkan," ujar Ridwan pada jumpa pers di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu 2 September 2020,dilansir PR.

Diakui Ridwan, meski ada daerah yang menyatakan siap, namun ketika diteliti kembali akhirnya tidak jadi membuka KBM secara tatap muka.

"Ini ada contoh yang sudah siap tapi tidak jadi ya itu di Cimahi juga di Majalengka karena guru-gurunya ternyata positif ya.

Contoh Cimahi melaporkan dari 3.000 yang akan dites, baru 200-an sekian yang dites sudah ada 13 guru yang terpapar positif maka rencana Cimahi di zona hijaunya itu kita batalkan," ucap Ridwan.

"Ini yang kami maksud, semua keputusan harus berdasarkan parameter yang terukur. Pada saat keterukurannya gagal maka risiko itu kita berhentikan. Tapi kepada yang masih mungkin (dibuka) saya kira kita akan monitor terus," ucap dia melanjutkan.

Terkait dengan kurikulum darurat, kata Ridwan, pada dasarnya isinya lebih mengubah caranya. Jadi isinya sama tapi ada pengurangan karena dulu dengan asumsi kegiatan yang sifatnya tatap muka.

"Kedua karena keterbatasan maka caranya yang diubah tapi bukan substansinya yaitu mengubah konten-konten kepada konten digital sehingga kurikulumnya mengalami penyesuaian," tutur Ridwan.

Meski demikian, kata Ridwan memang secara prosentase tidak sama namun dia yakin ada adaptasi.

"Maka saya optimistis dengan bulan ini dimulai (pemberian kartu perdana) saya tugaskan minggu ini program dari Telkomsel ini segera, jangan pakai lama ya tiap hari harus segera ada aktivasi, didahulukan kepada mereka yang repot.

Itu membantu kelancaran kurikulum baru kurikulum darurat selama proses ini sampai akhir tahun," kata dia.***