Lokasi rumah subsidi yang akan dibangun Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dikeluhkan guru karena jauh dari tempat mengajar. Guru pun berpikir ulang untuk membeli rumah karena kendala lokasi.

Guru Upacara

Kendala tersebut terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Seorang guru SMAN 1 Cireunghas, Sukabumi, Tefiana Ramdhani mengatakan, untuk mencapai lokasi rumah subsidi dari tempatnya mengajar diperlukan waktu 2 jam perjalanan.

SMAN 1 Cireunghas terletak di Kecamatan Sukaraja. Sementara, dari informasi Kantor Cabang Dinas Pendidikan V yang didapat Tefiani, rumah subsidi bakal dibangun di Kecamatan Nagrak.

"Lokasi rumahnya bukan di perkotaan Sukabumi. Jauh dari kota, lebih dekat ke Bogor," ucap Tefiana kepada "PR", Selasa 22 Desember 2020.

Melihat lokasi rumah yang jauh, Tefiana menunda membeli rumah subsidi dari Dinas Pendidikan Jawa Barat. Dia berharap bisa membeli rumah yang dekat tempat mengajar atau di perkotaan Sukabumi. Hal itu karena waktu tempuh dari sekolah ke wilayah perkotaan Sukabumi hanya 15 menit.

Batalnya rencana membeli rumah subsidi dari pemerintah membuat Tefiana cukup kecewa. Dia terlanjur berharap bisa memiliki rumah dengan cicilan ringan. Adapun, cicilan rumah subsidi yakni Rp 900.000 per bulan. Uang muka pun ringan, antara Rp 8 juta hingga Rp 10 juta.

Di wilayah Indramayu, guru masih kebingungan terkait prosedur pembelian rumah subsidi. Seorang guru SMKN 1 Trisi, Riyandi mengatakan, Kantor Cabang Dinas IX belum memberikan informasi apapun kepada pihak sekolah tentang rumah subsidi.

Termasuk harga rumah, besaran cicilan, pendaftaran pembelian, dan lainnya. Padahal, Riyandi berminat membeli rumah subsidi karena belum memiliki rumah dan masih tinggal di rumah orangtua.

"Saya bingung, apakah guru yang harus mendaftar membeli rumah ke KCD IX atau KCD IX yang meninventarisir guru yang belum memiliki rumah," ucap Riyandi.

Terkait lokasi, dia berharap, rumah subsidi dibangun dekat dengan tempatnya mengajar di Kecamatan Terisi. Dengan demikian, dia tidak perlu mengeluarkan ongkos transportasi yang besar untuk pergi ke sekolah.

Sementara, guru di Kota Bandung harus mendaftar pembelian rumah subsidi ke Kantor Cabang Dinas Pendidikan VIII yang masuk dalam wilayah Kabupaten Bandung.

Seorang guru SMK Pasundan, Guruh menuturkan, pendaftaran pembelian rumah tidak bisa dilakukan di Kantor Cabang Dinas Pendidikan VII Kota Bandung.

Hal itu karena belum ada pengembang perumahan yang mengajukan proposal ke Kantor Cabang Dinas Pendidikan KCD VII. Meski demikian, dia tidak keberatan membeli rumah subsidi di Kabupaten Bandung.

Guruh menunggu kepastian daftar guru yang mendapat jatah rumah subsidi. Hingga saat ini, belum ada informasi resmi dari Kantor Cabang Dinas Pendidikan terkait penerima program rumah subsidi. Prosedur pembelian rumah melalui bank tertentu juga belum diumumkan.

Guruh berharap, rumah subsidi dari Dinas Pendidikan Jawa Barat bisa menjadi rumah pertamanya. Menurut dia, cicilan rumah Rp 900.000 per bulan tergolong terjangkau.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, peletakkan batu pertama rumah subsidi akan dilakukan beberapa pekan kedepan.

Rumah tersebut diperuntukkan bagi tenaga pendidik yang memiliki gaji dibawah Rp 8 juta. Rumah subsidi juga diperuntukkan bagi penyelenggara pendidikan yang ingin mempunyai rumah pertama.

Dikatakan Dedi, 10.000 rumah subsidi khusus untuk penyelenggara pendidikan akan dibangun di 13 lokasi, diantaranya di Kabupaten Bandung, Purwakarta, Indramayu, Karawang, Cirebon dan Garut,berita dikutip Pelita Karawang dari Pikiran Rakyat.

Pada tahap awal, pembangunan rumah subsidi akan dilaksanakan di tiga lokasi, yakni Purwakarta, Indramayu, dan Karawang.***