Komjen Listyo Sigit Prabowo hampir dipastikan bakal menjadi Kapolri bari.

Setelah diajukan menjadi calon tunggal oleh Jokowi ke DPR.

Seluruh fraksi di DPR RI menyetujui Listyo Sigit Prabowo menggantikan Idham Azis.

Habib Rizieq Shihab

Pengesahan Listyo Sigit Prabowo menjadi Kapolri hanya tingal menunggu sidang paripurna yang akan dilakukan oleh DPR.

Sejumlah pihak mersepon penunjukan Komjen Listyo Sigit Prabowo.

Pasalnya selama menjabat Kabareskrim sejumlah kasus yang menyita banyak perhatian masyaraakt berhasil diselesaikan.

Sementara Habib Rizieq Shihab merespons positif mengenai calon Kapolri baru, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo.

Seperti diketahui, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo diajukan Presiden Jokowi sebagai calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis. Sigit pun menjalani fit and proper test di DPR, Rabu (20/1/2021).

Hasilnya, Komisi III DPR menyetujui pilihan Jokowi. Karenanya DPR akan menggelar rapat paripurna atas Komjen Pol Listyo Sigit sebagai calon Kapolri, Kamis (21/1/2021).

Listyo Sigit Prabowo

Proses pergantian Kapolri ini juga ditanggapi oleh tersangka kasus penghasutan terkait pelanggaran protokol kesehatan Rizieq Shihab, yang kini ditahan di Rutan Bareskrim Polri.

Melalui kuasa hukumnya, Aziz Yanuar, Rizieq Shihab mengaku berharap proses pergantian Kapolri dari Jenderal Idham Azis ke Listyo Sigit berjalan lancar.

"Semoga prosesnya berjalan lancar. Amien," kata Aziz kepada Warta Kota, Kamis (21/1/2021).

Tak ada tanggapan lebih jauh dan harapan apapun dari Rizieq Shihab atas pergantian Kapolri ini.

"Ya, itu tadi tanggapannya. Semoga lancar prosesnya," tegas Aziz Yanuar.

Seperti diketahui, Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI secara sah telah memutuskan menyetujui bahwa Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri ke-25.

Dalam jabatannya itu Listyo akan menggantikan Kapolri Jenderal Idham Azis.

Keputusan tersebut diambil setelah Komisi III menggelar uji kepatutan dan kelayakan terhadap calon Kapolri Komjen Listyo di ruang Komisi III DPR, di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (20/1/2021).

Ketua Komisi III DPR RI, Herman Herry mengatakan bahwa setelah melakukan uji kelayakan atau fit and proper test, serta mendengarkan pendapat akhir dari semua fraksi di komisi bidang hukum di DPR RI, maka, Komisi III DPR RI, memutuskan secara mufakat menyetujui usulan Presiden Jokowi mengenai calon Kapolri.

"Dengan demikian, berdasarkan pertimbangan dan catatan yang disampaikan oleh fraksi-fraksi. Akhirnya pimpinan dan anggota komisi III DPR RI secara mufakat menyetujui pemberhentian dengan hormat dari jabatan Kapolri atas nama Jenderal Idham Azis, dan menyetujui pengangkatan Komjen Pol Drs. Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri," kata Herman dalam keputusan hasil uji kelayakan calon Kapolri, di Ruang Rapat Komisi III DPR RI, Senayan, Rabu (20/1/2021).

Dia juga mengatakan, bahwa hasil keputusan fit and proper test ini akan dibawa dalam rapat paripurna DPR RI terdekat dan akan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

"Yang selanjutnya akan ditetapkan dalam rapat paripurna DPR RI terdekat dan kan diproses susai dengan aturan perundang-undangan," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, DPR RI telah menerima surat presiden (Supres) atas nama Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri, pada Rabu (13/1/2020) yang diterima langsung oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani.

Supres bernomor: R-02/Pres/01/2021 tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Sekertaris Negara (MensekNeg) Pratikno. Dari sana, Listyo Sigit menjalani uji kepatutan dan kelayakan di depan Komisi III DPR, Rabu (20/1/2021).

Dalam penyampaiannya, Komjen Listyo Sigit menyebutkan program baru Polri di bawah kepemimpinannya nanti adalah Presisi. Yakni Prediktif, Responbilitas, dan Transparasi Berkeadilan.

Akhirnya Moeldoko Beber 3 Hal yang Buat Jokow Pilih Listyo Sigit Jadi Kapolri Pengganti Idham Azis

DPR RI akhirnya merestui Komjen Listyo Sigit Prabowo menjadi Kapolri.

Sosok yang kini menjabat Kabareskrim tersebut akan menggantikan Idham Azis pada awal Februari nanti.

Spekulasi beredar terkait alasan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menunjuk Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri.

Beredar spekulasi Listyo Sigit Prabowo memiliki kedekatan dengan Jokowi karena pernah menjadi ajudan.

Tak hanya itu, Listyo Sigit Prabowo juga pernah menjadi Kapolres Solo saat Jokowi menjabat sebagai Walikota.

Namun, Eks Panglima TNI yang kini menjabat sebagai Kepala KSP membeber alasan Jokowi yang sebenarnya.

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) memilih Komjen Listyo Sigit Prabowo menjadi calon tunggal Kapolri.

Ia menyampaikan, Komjen Listyo Sigit memenuhi kriteria untuk dipilih sebagai Kapolri.

Listyo Sigit Prabowo disebut memiliki kapasitas, loyalitas, dan integritas yang sesuai.

Sehingga, Moeldoko meminta agar penunjukkan Listyo Sigit Prabowo itu tidak diartikan macam-macam.

"Ya kriterialah.

Kan semua ada kriteria.

Kapasitas, kapabilitas, loyalitas, integritas, itu bagian dari semua itulah," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (20/1/2021).

"Jadi semua agregat dari indikator-indikator yang dikenali dari awal itu memunculkan sebuah agregat."

"Dan agregat itu seseorang akan dipilih begitu."

"Jadi bukan karena macam-macam.

Jangan diartikan macam-macam," jelasnya.

Selain itu, Listyo Sigit Prabowo juga dianggap sebagai seseorang yang mempunyai kemampuan luar biasa.

"Seorang pimpinan puncak itu memiliki tanggung jawab yang luar biasa."

"Kalau dia mempunyai tanggung jawab yang luar biasa.

Maka mereka juga harus mempunyai kemampuan yang luar biasa," kata Moeldoko.

Ia juga menjelaskan, pemilihan juga berdasarkan kapabilitas, loyalitas kepada negara dan integritas.

"Itu berkaitan dengan capability seseorang.

Kapasitas dia dalam mengadopsi berbagai persoalan, dia sudah terbukti," jelasnya.

"Berikutnya lagi loyalty.

Seorang pemimpin harus punya loyalty kepada negara. Itu pasti.

Enggak bisa ditawar itu," lanjutnya.

Moeldoko kembali menyebut, Jokowi pasti melihat tanggung jawab dari seseorang yang dipilih sebagai calon Kapolri.

"Integritas satunya kata dengan perbuatan, itu juga yang salah satu selalu dilihat.

Tanggung jawab dan seterusnya."

"Itu beberapa hal yang menjadi pertimbangan seseorang bisa menduduki jabatan tertinggi di sebuah organisasi."

"Jadi pertimbangannya seperti itu, bukan yang lain-lain," terangnya.