Hujan dengan intensitas tinggi yang turun di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara pada Sabtu (16/1/2021) mengakibatkan daerah tersebut terendam banjir. Tinggi muka air mencapai 50 hingga 100 sentimeter.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menuturkan, akibat banjur tersebut sebanyak 1.801 jiwa mengungsi.

"Rincian dari kerugian materil akibat bencana tersebut antara lain satu unit jembatan terputus, 809 unit rumah terendam, tiga unit rumah terbawa banjir dan dua unit rumah rusak berat," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (17/1/2021).

Dia memaparkan, terdapat lima kecamatan yang terdampak bencana banjir tersebut. Kelimanya yaitu, Kecamatan Kao Barat, Kecamatan Halmahera Utara, Kecamatan Galela Barat, Kecamatan Galela Selatan dan Kecamatan Loloda Utara.

Sementara itu, sambungnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara langsyng melakukan kajian cepat, berkoordinasi dengan instansi terkait, masyarakat dan relawan serta tim gabungan dalam melakukan evakuasi masyarakat terdampak.

"BPBD Kabupaten Halmahera Utara juga mendirikan tenda pengungsi di perbatasan antara Desa Pitago dan Desa Kai," ucapnya.

Adapun ada saat ini banjir yang mendera daerah tersebut telah berangsur surut. Menurutnya, berdasarkan pantauan BMKG, Maluku Utara berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir.

"Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga ditengah musim hujan yang akan terjadi di sejumlah wilayah hingga Februari 2021," tuturnya,berita dilansir Okezone.

Banjir Halmahera Utara

Dia memaparkan, masyarakat setempat dapat memantau informasi prakiraan cuaca melalui BMKG. Masyarakat juya dapat memeriksa potensi bencana disekitar wilayah melalui aplikasi Ina Risk.*