Semua guru dan tenaga kependidikan (GTK) di Jawa Barat yang terdaftar di data pokok pendidikan (dapodik) otomatis terdaftar sebagai penerima vaksin Covid-19. Vaksinasi bagi GTK di Jawa Barat akan dimulai pada pekan ketiga Maret 2021.

Ridwan Kamil Saat dg Guru meniman rumah guru

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, data GTK dalam dapodik sudah diserahkan kepada Dinas Kesehatan Jawa Barat. Selanjutnya, vaksinasi akan dilakukan di puskesmas-puskesmas di kabupaten dan kota. Dengan demikian, guru akan di vaksin di puskesmas sesuai dengan tempat tinggalnya.

Agar tidak terjadi penumpukan guru di sebuah puskesmas, Dedi mempersilahkan pihak puskesmas melaksanakan vaksin di sekolah.

"Silahkan gunakan sekolah mana saja, tim puskesmas datang ke sekolah," ucap Dedi, Kamis 25 Februari 2021.

Pelaksanaan vaksinasi untuk GTK akan berlangsung secara bertahap, dimulai dari guru, kemudian tenaga kesehatan. Guru diutamakan guru pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD) dan sekolah luar biasa (SLB). Selanjutnya guru sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Guru diminta mempersiapkan kondisi fisiknya saat akan divaksin. Jika diperlukan, guru melaksanakan tes kesehatan secara mandiri terlebih dahulu sebelum divaksin. Dengan demikian, vaksinasi bagi GTK di Jawa Barat berjalan lancar, tidak ada guru yang ditunda pelaksanaan vaksinnya karena masalah kesehatan.

Pelaksanaan vaksinasi kepada semua GTK di Jawa Barat diharapkan selesai Juni 2021. Dengan demikian, pelaksanaan belajar tatap muka di Jawa Barat juga bisa dimulai Juli 2021, sesuai rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Seorang guru SMA, Rizki Safari Rakhmat berharap, Dinas Pendidikan Jawa Barat memberikan sosialisasi terkait vaksinasi Covid-19. Terutama terkait persyaratan administrasi yang harus dibawa guru saat melaksanakan vaksinasi. Jadwal vaksinasi juga perlu disosialisasikan kepada guru.

Dikatakan Rizki, masih ada guru di sekolahnya yang belum masuk dapodik, yakni guru-guru baru. Dengan begitu, mereka belum masuk dalam data penerima vaksin. Sementara, sebagian besar guru sudah masuk dalam dapodik.***

Sumber ; Pikiran Rakyat