Dusun Ngaglik, Desa Kedungasem, Kecamatan Sumber selama ini jarang dikunjungi pejabat. Berkembang mitos bahwa pejabat yang memasuki dusun ini, akan kehilangan jabatan atau derajatnya.

Layanan nikah masyarakat dusun ini juga lebih sering digelar di KUA Kecamatan Sumber, Djabar Alif. Pria yang berdomisili di Rembang kota ini mengaku sudah mendengar lama mitos tersebut, namun tak dia hiraukan. Baginya, tugas dan fungsi KUA untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat jauh lebih utama, termasuk dalam layanan pernikahan. Dalam dua tahun terakhir, layanan nikah warga Ngaglik banyak digelar di dusun mereka sendiri.


ARabu (24/2/2021), Djabar Alif mengaku dirinya sempat diingatkan orang terkait mitos yang selama ini berkembang. Namun, ia hanya mendengarkan, sementara tugas layanan KUA di Dusun Ngaglik tetap berjalan.


"Kami sudah tiga kali menikahkan penduduk dusun ini. Yaitu selama tahun 2019-2020. Dan berjalan lancar, tidak ada halangan. Saya masih sehat sampai sekarang. Semoga selanjutnya tidak ada masalah,” tandasnya.


Bahkan, tutur Djabar Alif, dia mendapat sambutan luar biasa dari warga saat kali pertama menikahkan catin di dusun Ngaglik. “Waktu pertama kali mengadakan akad nikah di sini, ada sedikit kejanggalan. Banyak sekali warga yang datang melihat saya. Mungkin mereka heran kok berani datang ke Dusun Ngaglik. Padahal ada mitos itu,” ungkap Djabar.


Sukarjan, tokoh masyarakat Dusun ini salut atas keberanian Djabar Alif menepis mitos ini. “Kami berharap pejabat lain bisa meniru Pak Djabar Alif yang lebih mengedepankan logika daripada mitos,” ujarnya.


Semenjak kehadiran penghulu di dusun itu, hubungan antara masyarakat dusun yang sebagian besar mata pencahariannya petani ini dengan para staf KUA Sumber menjadi akrab.


Djabar mengaku akan terus memberikan edukasi dan layanan kepada masyarakat sekitar agar tidak percaya mitos, tapi lebih percaya kepada kekuasaan Allah. “Kami akan segera berkoordinasi dengan para penyuluh untuk mengedukasi masyarakat agar tidak menganggap mitos ini sebagai sesuatu yang benar. Karena kita tidak tahu awal mulanya mitos itu terjadi. Selama ini saya juga tahunya mitos tersebar dari lisan ke lisan,” katanya.


Kehidupan warga Dusun Ngaglik ini cenderung religius. Sehingga selain untuk menepis mitos, penyuluhan juga dilakukan untuk meningkatkan kehidupan rohani masyarakat.


Langkah Djabar Alif diapresiasi Kepala Kankemenag Kabupaten Rembang, M. Fatah. Menurut Fatah, sudah seharusnya Djabar Alif menjalankan tugas negara untuk melayani masyarakat dan tidak terpengaruh mitos.


“Mitos atau dalam istilah jawanya disebut ‘Gugon Tuhon’ ini memang kerap ada di masyarakat. Memang dibutuhkan tekad dan keberanian untuk melawan mitos. Dan Pak Djabar ini telah mampu melewati mitos di Dusun Ngaglik. Terbukti sejak tahun 2019, beliau masih menjabat sebagai Kepala KUA hingga sekarang. Prinsipnya hanya satu, beliau berniat menjalankan tugas negara dengan baik,” tandasnya.***ts