Ketua Forum Komunikasi dan Silaturahmi Penyelenggara Travel Umrah dan Haji (FKS Patuh) Jabar, H. Wawan R. Misbach menyatakan, perkembangan informasi mutakhir dari panitia penyelenggara haji tahun 2021 yakni Indonesia dipastikan akan mendapatkan kuota untuk keberangkatan jemaah hajinya.

Namun demikian, sewa maktab di tanah suci naik drastis dengan alasan jumlah jemaah haji berkurang akibat musim haji dalam kondisi pandemi.

"Untuk besaran kuota, aturan teknis, dan persiapan lainnya masih dalam proses pembahasan," kata Wawan di kantor Qiblat Tour, Senin, 29 Maret 2021.

Hal yang menarik, kata Wawan, ibadah haji di musim Covid-19 ini semuanya harus mengacu pada protokol kesehatan. "Setiap calon jamaah haji dan para petugas haji harus segera melakukan vaksinasi Covid-19 sebagai syarat wajib untuk datang ke Saudi Arabia," ujarnya

Terkait dengan penyelengaraan haji khusus atau haji plus, hampir semua asosiasi penyelenggara ibadah haji berlomba-lomba menggali informasi tentang teknis dan prosedur vaksin Covid-19 untuk calon jamaah haji yang efektif dan efisien.

"Ikhtiar tersebut dilakukan dengan konsultasi ke pihak-pihak terkait atau dengan menyelenggarakan webinar melalui media masa, pembicara yg dihadirkan juga mewakili dari pihak Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, konjen RI di Jeddah dan perwakilan Pemerintah Saudi Arabia," katanya.

Bahkan, asosiasi travel haji plus juga mencari vaksinasi mandiri atau berbayar apabila tidak mendapatkan jatah untuk vaksinasi gratis dari pemerintah.

Halaman:

Editor: Sarnapi

"Namun, seharusnya asosiasi penyelenggara haji khusus tidak hanya fokus pada teknis penyelenggaraan vaksin covid . Ada hal lain yang tidak kalah pentingnya, yang harus diperjuangkan oleh asosiasi penyelenggara haji, yaitu bagaimana mampu melobi pihak pengelola maktab, agar mereka tidak seenaknya menaikkan harga jual maktab atau penginapan," katanya.

Hal ini dengan alasan sehubungan musim haji saat pandemi sehingga pihak maktab menaikkan harga sewa maktab secar drastis.

" Di sinilah peran asosiasi penyelenggara haji diuji, apakah mereka mampu mengendalikan harga maktab atau lepas tangan begitu saja. Sementara pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama lebih asyik mengurusi haji reguler, yang memperjuangkan jaminan harga agar sesuai tetap sama seperti tahun lalu atau maksimal tidak jauh dari biaya haji pada tahun sebelumnya," katanya.

Seandainya harga maktab naik 100 persen dengan alasan kapasitas maktab untuk tahun ini hanya akan terisi 50 persen, maka bisa dipastikan harga sewa maktab juga akan naik 100 persen.

"Hal ini berdampak signifikan terhadap tingginya harga yang akan diberlakukan kepada calon jamaah haji khusus. Begitu juga halnya dengan harga-harga fasilitas lain seperti bus dan jasa layanan lainnya yang juga pasti naik dengan alasan pandemi," ucapnya

Dengan tingginya biaya haji.khusus yang akan diberlakukan kepada jamaah, kata Wawan, maka yang dikahwatrikan adalah calon jamah haji mundur dan menangguhkan keberangkatan haji untuk tahun ini.

"Sehingga kuota yang di sediakan untuk haji khusus tidak terserap sesuai harapan,

Atas dasar itulah, kami memohon kepada pihak asosiasi penyelenggara haji khusus untuk segera mengambil langkah-langkah startegis, meminta bantuan pemerintah untuk duduk bersama membahas hal ini dengan pihak Arab Saudi," katanya.

Calon jamaah haji

Hal ini guna mendapatkan jaminan harga maktab, bus, atau layanan fasilitas lainnya. "Dengan harapan agar tidak memberatkan calon jamaah haji khusus," katanya.***