Mardani Ali Sera menjelaskan prinsip diplomasi total menurutnya adalah dengan mengangkat local wisdom atau kebijakan lokal, local value (nilai local) dan local product pada masing-masing daerah di Indonesia.

“Diplomasi total menurut saya dengan mengangkat local wisdom atau kebijakan lokal, local value dan local product pada masing-masing daerah di Indonesia. Karena sebuah Diplomasi secara menyeluruh atau total, harus terlebih dahulu menguatkan nilai-nilai lokal dan nasional,” ungkap Mardani.

 

Dengan kata lain, masih kata Mardani, diplomasi total sekarang ini merupakan sebuah langkah untuk mengangkat budaya lokal. Misalnya, dulu rotan sangat kuat di Cirebon, namun sekarang sedikit sekali. Padahal rotan sesuai dengan prinsip kelestarian, sangat sustainable, bisa terus ada.  Selain itu, rotan juga bisa memberdayakan masyarakat lokal. Dan rotan ini cukup unik, konon hanya ada dan banyak tumbuh di Cirebon. Dengan kata lain, dulu kerajinan rotan Cirebon sangat luar biasa. Namun saat ini, tidak lagi. Tentu hal itu sangat memprihatinkan.

 

Oleh karenanya ia berharap dengan diplomasi parlemen masalah-masalah yang dianggap sulit dapat diselesaikan. Termasuk permasalahan yang menyangkut nilai dan kebijakan lokal tersebut dapat terurai dan sama-sama dapat dicarikan solusinya. Sebagaimana yang dialami oleh sektor sawit Indonesia. Meski masih belum bisa masuk ke Uni Eropa, namun sawit Indonesia telah diperbolehkan di Swiss setelah berhasil memenangkan referendum. Bahkan Swiss juga menghapus bea masuk sawit Indonesia ke negaranya.

 

Hal itu menurut politisi Fraksi PKS tersebut tidak lepas dari peran diplomasi yang dijalankan oleh semua elemen bangsa. Baik pemerintah, parlemen maupun pihak lainnya. Dengan demikian, ia berharap dengan adanya diplomasi total, maka nasib rotan di Cirebon pun dapat dikembalikan seperti sediakala, menjadi komoditas unggulan yang bisa meningkatkan perekonomian dan tingkat kesejahteraan masyarakat Cirebon.**ayu/sf