Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat (Jabar) Noneng Komara membeberkan tiga penyebab Provinsi Jabar selalu menjadi juara investasi di Indonesia.
Foto : Noneng Komara |
Noneng mengatakan ada sejumlah faktor yang membuat efisiensi investasi di Jabar sangat baik, yakni pertama adalah infrastruktur yang akseptabel dan hal itu akan memudahkan mobilitas investor dalam menjalankan usahanya.
"Karena pelabuhan, bandara, jalan, dan sebagainya lebih siap dibanding provinsi lain," kata Noneng Komara, dalam siaran pers, Rabu.
Pada triwulan II 2021 Jabar menempati peringkat pertama realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan total Rp72 triliun.
Alasan yang kedua, dengan penduduk terbanyak di Indonesia yang mencapai hampir 50 juta jiwa, Jabar menjadi pangsa pasar besar. Investor pun akan mudah untuk memasarkan produknya di Jabar karena jumlah penduduk yang banyak.
"Kemudian, karena produktivitas dari tenaga kerja. Katakanlah memang lebih mahal dengan UMR dan UMP, tetapi karena lebih produktif, akhirnya menguntungkan juga. Selain itu juga, seperti diketahui bahwa industri manufaktur Jabar ini terbesar di Indonesia, sehingga suplai chain menjadi lebih pendek," katanya.
"Juga tentu saja pelayanan yang diberikan oleh kami di DPMPTSP provinsi maupun kabupaten/kota, dan juga masyarakat Jabar dalam menerima investor ini," katanya.
Dalam uji petik yang diadakan oleh Kementerian Investasi/BKPM pada bulan Juli 2021, Dinas PMPTSP Jabar masuk dalam Nomine 3 besar pemerintah provinsi yang berkinerja sangat baik dalam penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PPB). (Ant)
0Komentar