Pasca transformasi dari PDAM menjadi Perumdam Tirta Tarum Karawang terus berinovasi untuk capai target 100 ribu pelanggan. Hal ini akan mesejajarkan Perumdam Tirta Tarum dengan perusahaan air minum daerah di kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Medan dan Surabaya.


Hal tersebut dikemukakan Direktur Utama Perumdam Tirta Tarum, M. Soleh dalam talk show dengan Radio Sturada 89,4 Fm Pangkal Perjuangan Karawang di Graha Siar Sturada terkait progres kinerja Perumdam Tirta Tarum Karawang tahun 2021, Kamis (7/10).

M. Soleh mengatakan, memang tidak mudah untuk mencapai target 100 ribu pelanggan di tahun 2021 dalam situasi pandemi covid 19 yg telah berlangsung hampir dua tahun terakhir ini. Melalui komitmen yg kuat, kerja cerdas, kerja keras, kerja ikhlas, kerja berkualitas dan kerja tuntas dan profesional, Perumdam Tirta Tarum terus melakukan inovasi untuk mencapai target tersebut.

"Dalam masa kepimpinan kami 3 tahun terakhir ini, banyak capaian target. Diantaranya, dari target 72 ribu pelanggan naik menjadi 100 ribu pelanggan tahun 2021. Dan hingga akhir Agustus,  total dari target telah mencapai 96 ribu lebih pelanggan. Kami optimis, akhir tahun ini target 100 ribu pelanggan dapat tercapai," ungkap M. Soleh.

M. Sholeh mengaku, dengan kerja tim yang kompak dapat menjadikan Perumdam Tirta Tarum sebagai perusahaan daerah yang  sehat secara akuntabel berdasarkan audit KAP maupun BPKP.

Kata M. Sholeh, keberhasilan Perumdam Tirta Tarum hingga kuartal III 2021, tak lepas dari program yang telah dicanangkannya, yakni Program BEST. Melalui program ini, jajaran Perumdam Tirta Tarum secara konsisten memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya.

Selain itu, untuk capai target Perumdam Tirta Tarum juga berinovasi dengan meluncurkan program Air Minum Perkotaan (AMK)  Mandiri, Promo Seru Bayar Bertahap (PSBB), dan Promo Kepemilikan Sambungan Rumah (PROKES). 

"Kami juga menggandeng USAID IUWASH PLUS SECO serta water.org dalam meningkatkan capacity building dan technical assistance khususnya dalam bidang peningkatan efisiensi energy dan penurunan NRW (kebocoran)," ungkap M. Sholeh. (diks)