Sampah menumpuk jadi persoalan yang tak berkesudahan di setiap sudut wilayah. Namun, para siswa SMK PGRI Telagasari tak kehabisan akal menjawab persoalan tersebut lewat karya dan inovasi, dimana sampah yang tak bisa di daur ulang menjadi lebur lewat alat khusus yang mereka namai Mesin Sampah Keur Daur Ulang (Sakeurdalang). Lewat tangan-tangan kreatif siswa Teknik Permesinan dan Pengelasan, alat dengan material besi berdiameter 60 itu, mampu menghasilkan api panas dengan tekanan uap air yang di pancing lewat tungku yang sudah di campuri oli bekas dan atau minyak jelantah. Bahkan, hasil karyanya itu, masuk 25 nominasi nasional dan siap berpartisipasi dalam ajang Toyota Eco Youth ke 12 Tahun 2022 pada Maret ini.


Atasi Sampah, Siswa SMK PGRI Telagasari Bikin Mesin Pembakar Sampah dengan Bahan Bakar Air

Wakasek Kesiswaan SMK PGRI Telagasari Kiki Indraputri S.pd mengatakan, karya mesin sakeurdalang ini sudah di sosialisasikan di Bandung pada Sabtu pekan kemarin. Mesin ini, bukan saja siap menampung jenis sampah yang tidak bisa di daur ulang, tetapi juga bisa memanaskan sampah jenis organik menjadi pupuk organik kering. Sehingga saat sosialisasi, target awalnya adalah mesin pengolah sampah, tetapi justru diminati jadi alternatif kompor pengolahan untuk produsen tahu tempe yang memiliki kapasitas besar. 


"Iya, mesin pengolah sampah dengan pembakaran melalui uap air ini sekarang masuk 25 nominasi nasional dan siap berpartisipasi di Toyota Eco Youth ke 12 yang insha Allah di gelar Maret ini, " Ungkapnya.


Api yang besar karena adanya tekanan uap air ini di hasilkan, sebut Kiki, merupakan hasil modifikasi alat dan medianya. Selain tabung berdiameter 60, media penyerta juga harus disiapkan seperti air, oli bekas dan atau jelantah. Adapun rinciannya, sebut Kiki, dalam durasi sekitar 45 menit, tabung berdiameter 60 itu di isi air sekitar 600 mili, kemudian tungkunya di isi oli bekas sekitar 500 Mili atau juga bisa dengan minyak jelantah, namun demikian bisa ditambahkan sedikit spirtus atau bahan bakar dengan berbanding 4:1 dari oli atau jelantah. Hanya saja, setiap takaran itu, selama proses pembakarannya yetap harus terus termonitor, baik takaran air maupun media lainnya seperti oli di tungkunya.

"Karena panas, air ini jadi uap dan menekan hingga apinya besar. Air yang jadi uap itu nampak seperti blower yang sambungan lainnya lagi, bisa untuk menetralisir asapnya, seperti penyaringan asap" Ungkapnya.

Pesan dari karya mesin Sakeurdalang ini sambung Kiki, adalah mengedukasi masyarakat setidaknya mengurangi atau memininalisir beban urusan volume sampah, bahkan lebih dalamnya, bisa memilah mana sampah organik, sampah non organik dan sampah yang tidak bisa di daur ulang, karena lewat alat ini, ketiganya bisa digarap lewat pengolahan yang bisa bermanfaat, baik peleburan pembakaran dengan ampas rendah dan tidak mengganggu kesuburan tanah, maupun untuk pupuk organik kering, bahkan bisa menjadi alternatif kompor untuk usaha-usaha masyarakat seperti produksi tahu - tempe.

"Penting memilih jenis sampah, insha Allah bukan saja kita karyakan tetapi di terapkan di sekolah, dan sukur-sukur bisa menjawab kebutuhan masyarakat, " Ungkapnya.

Kepala SMK PGRI Telagasari H Yanyan Sopyan ST mengatakan, Pihaknya apresiasi atas lahirnya karya alat pembakar sampah dengan bahan bakar air, Sabtu pekan kemarin, pihaknya bersama siswa melakukan persentase di Bandung, yaitu di Depan Dinas LHK Bandung dan Camat Cicalengka, sebab, alat ini, sebut Yanyan, memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pembakar sampah, pembuat kompos organik yang langsung kering, bahkan pembangkit listrik. 

"Dalam waktu dekat, alat ini juga akan di demo kan di hadapan Bappeda Karawang, " Ungkapnya. (Rd)