Hingga saat ini pemuda desa masih mendambakan bekerja di kota karena tergiur iming-iming luasnya lapangan kerja dan kehidupan yang mapan dari para perantau, saat mudik ke kampung halaman.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, mengatakan, maka itu para pemuda harus diberi pemahaman bahwa lapangan kerja juga bisa diraih dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa masing-masing.

"Tentu kita berpesan bahwa desa saat ini sudah luar biasa. Kehidupan di desa jauh lebih nyaman, lebih aman, lebih sejahtera dibandingkan kota. Oleh karena itu jangan mudah tergiur dengan iming-iming atau pamer-pamer yang belum tentu bisa terwujud," jelas Mendes PDTT dalam keterangannya di laman resmi kemendesa.go.id, Rabu (27/4/2022).

Abdul Halim pun mengimbau agar seluruh masyarakat di desa untuk terlibat aktif dalam membangun desa untuk menggerakkan perekonomian sekaligus membuka lapangan kerja.

Selain itu, masyarakat desa, khususnya pemuda, diharapkan tidak mudah tergiur kehidupan di kota yang serba tidak pasti karena kondisi di desa telah lebih baik dari pada sebelumnya dan bisa dijadikan peluang.

Dengan adanya para pemuda bekerja mengerakkan desa, maka tingginya angka urbanisasi setiap usai lebaran diharapkan bisa berkurang.

“Intinya enggak usah terpengaruh dengan ajakan untuk ke kota. Kita bangun desa untuk lebih sejahtera," imbuhnya.

Sementara Lurah Muntuk Kapahewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta (DIY) Marsudi menambahkan, angka pemuda yang memilih melakukan urbanisasi terus menyusut sejak terjadi pandemi COVID-19.

Dia mengaku terus memberi sosialisasi dan mengingatkan agar anak-anak muda di wilayahnya tetap bekerja di desa dan membangun sesuai dengan potensinya.

“Kami punya potensi pertanian, pegunungan, banyak sekali. Kalau bukan anak muda sini, kan tidak ada lagi yang akan meneruskan pemeliharaannya," jelasnya.(*)