Jarak jarak (interval) kehamilan salah satu kunci untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) juga percepatan penurunan stunting.

Foto ilustrasi

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Eni Gustina, dalam diseminasi peningkatan promosi dan konseling keluarga berencana pascapersalinan (KBPP) bagi pengelola program KB dan faskes dalam rangka percepatan penurunan stunting, secara berani, Rabu (20/4/2022).

"Sudah terbukti bahwa interval kelahiran sangat berdampak pada penurunan AKI dan AKB juga stunting," kata Eni Gustina.

Ia menjelaskan, BKKBN sudah membentuk tim pendamping keluarga. Tugas tim itu salah satunya akan memberikan konseling, KIE atau penyuluhan secara pribadi kepada calon ibu, dan pasangan usia subur sampai masa mempersiapkan kehamilan, proses kehamilan, melahirkan sampai masa nifas, hingga anak baduta (di bawah dua tahun).

Lanjutnya, dengan pendampingan tim, pasangan usia pinggiran diharapkan dapat merencanakan setiap kehamilan dengan baik, dan menggunakan kontrasepsi untuk menjaga jarak kehamilan dan belum siap untuk hamil.

Selain itu, kata Eni, tugas tim juga untuk membuat agar ibu pascamelahirkan menggunakan KB pascapersalinan, dengan demikian bisa bersama-sama menurunkan angka stunting.

"Mengatur jarak kehamilan bukan berarti boleh hamil. Tapi kita harus benar-benar mempersiapkan agar anak yang diinginkan menjadi anak yang cerdas dan generasi berkualitas," tutupnya.
 
BKKBN menyebutkan salah satu penyebab stunting adalah merencanakan dan mempersiapkan kehamilan dengan baik, buruknya pola pengasuhan keluarga pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), sehingga anak tidak mendapatkan gizi yang cukup, dan sering terkena penyakit.(uj)