Peringatan Nuzulul Qur'an dijadikan momentum dalam memperkuat keragaman yang dimiliki oleh Indonesia. Karena hal itu, berdampak positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ke depan. 

"Mewujudkan negeri dan bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun Ghofur, " kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika memberikan sambutan secara virtual pada Selasa (19/4/2022). 

Menurut Presiden, keragaman yang dimiliki oleh Indonesia merupakan kehendak sang maha kuasa. Jadi, sudah seharusnya umat muslim dapat berpartisipasi secara aktif dalam menjaga keragaman yang berada di setiap sudut pelosok tanah air. 

Presiden Jokowi

Sesuai dengan tafsir dari salah satu ayat suci yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur'an menyebutkan, keanekaragaman yang terjadi di dunia itu sudah hukum alam, yang sudah ditetapkan oleh sang maha pencipta Allah Swt. 

"Kita harus menerima dengan lapang dada bahwa keragaman itu merupakan kehendak Allah subhanahu wa ta'ala ," tutur Presiden. 

Melalui momentum itu, umat muslim dapat terus membangun kebersamaan dalam dialog-dialog yang sehat dengan beragam masyarakat. Dengan semangat itu, tentunya akan muncul rasa saling melengkapi satu sama lain dari beragam masyarakat. 

Kemudian, dapat saling mendukung dalam konteks yang baik antar sesama masyarakat. Sehingga, kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama ke depan dapat menghasilkan suatu aktivitas yang bermanfaat bagi sesama masyarakat. 

"Jangan sampai ada di antara kita yang merasa lebih baik dari yang lain atau bahkan lebih suci dari yang lain," tutur Presiden. 

Semangat kebersamaan yang dibangun oleh sessama masyarakat pun harus kepentingan bersama-sama. Sehingga, jalinan kebersamaan yang terjalin dapat semakin kuat dari waktu ke waktu mendatang. 

"Sejatinya perlu dikedepankan untuk kepentingan bersama dan dikontribusikan untuk kemanfaatan bersama," pungkas Jokowi. (Nas)