Atap dua ruang kelas di SDN Panyusuhan 3 Desa Payusuhan Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, ambruk akibat tingginya curah hujan disertai angin kencang, Rabu.


Foto ilustrasi

Kepala SDN 3 Panyusuhan Asep Suryana di Cianjur, Jawa Barat, Rabu, mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun puluhan siswa terpaksa menjalani proses belajar mengajar secara bergiliran.

"Kondisi kedua ruangan sudah berumur tua dan belum mendapat bantuan untuk renovasi, bahkan kuda-kuda di bagian atap diduga sudah lapuk sehingga saat diguyur hujan deras lebih dari dua jam membuat atap bangunan runtuh," katanya.

Ia menjelaskan, sejak beberapa bulan terakhir, pihak sekolah sudah tidak menggunakan kedua ruangan tersebut, sebagai upaya antisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan karena bangunan sudah tidak layak terutama bagian atap dan langit-langit yang sudah bocor.

Sehingga untuk kegiatan belajar mengajar kelas V dan VI dialihkan pada siang hari setelah siswa kelas I, II, III dan IV pulang setelah masuk pada pagi hari. Pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke dinas terkait dengan harapan dapat segera dibangun kembali.

"Sudah hampir 30 tahun bangunan sekolah tidak mendapat renovasi atau perbaikan, hanya tahun lalu mendapat bantuan untuk perbaikan ruang guru," katanya.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan pihaknya sudah memerintahkan dinas pendidikan untuk mendata sekolah yang rusak agar segera mendapat bantuan, agar proses belajar mengajar tidak terganggu dan siswa dapat belajar dengan aman dan nyaman. "Kami akan segera membangun kembali ruang kelas yang ambruk, agar anak-anak dapat kembali menjalani proses belajar mengajar secara normal. Dinas pendidikan sudah melakukan pendataan dan saya harap pembangunan dapat segera dilakukan," katanya.

Siswa Tak Mampu

Dalam kesempatan itu Pemkab Cianjur, Jawa Barat, menginstruksikan seluruh sekolah di Cianjur, menyediakan kuota sebanyak 5 persen untuk siswa dari kalangan tidak mampu agar tetap dapat melanjutkan sekolah dengan biaya digratiskan 100 persen dan mendapat fasilitas penunjang.

Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan menjelang penerimaan siswa baru tahun ajaran 2022, pihaknya telah melayangkan surat permintaan ke masing-masing sekolah untuk menerapkan hal tersebut, sebagai upaya meningkatkan usia lama sekolah di Cianjur.

"Selama ini banyak siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena terbentur biaya, sehingga saya menginstruksikan agar semua jenjang sekolah untuk menerima siswa tersebut tanpa biaya dan mendapat sarana dan prasarana penunjang termasuk seragam," katanya.

Meski selama ini, dari SD hingga SMP sudah digratiskan, namun masih banyak siswa yang tidak sanggup melanjutkan sekolah karena terbentur biaya untuk membeli buku, tas, sepatu hingga seragam, sehingga kuota 5 persen yang disediakan sudah termasuk untuk keperluan itu.

Penerapan pola tersebut, ungkap dia, berlaku untuk semua jenjang sekolah mulai dari SD hingga SMA baik negeri maupun swasta sehingga tingkat lama sekolah di Cianjur, terus meningkat dan menunjang Indeks Prestasi Masyarakat lebih tinggi.

"Kami instruksikan pola tersebut sudah diterapkan saat penerimaan siswa baru tahun ini. Untuk pembiayaannya difasilitasi sekolah melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS), CSR perusahaan, hingga disiapkan ayah angkat bagi siswa dari pejabat di lingkungan Pemkab Cianjur," katanya.(Ant)