Bahan bakar mendesak banyak di butuhkan sektor pertanian, baik untuk pengolahan lahan, pompa air hingga panen dengan alat mesin power tresser (rontogan). Namun, akhir-akhir ini, pertalite yang sulit di dapat secara eceran dan mempengaruhi membengkaknya biaya jasa, membuat sejumlah petani putar otak agar operasional pertanaman tetap berjalan. Salah satunya di lakukan Petani Asal Desa Sumberjaya Kecamatan Tempuran Tasa Permana. 

Foto : Pompa Air Pakai Gas Elpiji jadi Alternatif Petani Tempuran di tengah sulitnya Bahan Bakar

Dia, enggan lagi mengandalkan bahan bakar pertalite yang susah di dapat di eceran dan pom mini, tapi memilih merakit pompa air untuk pengairan sawah dengan pemantik gas elpiji 3 kilogram.

"Rakit sendiri saja, blinger pakai bahan bakar makin sulit nyari. Jadi kita mompa air dengan gas elpiji dimana 1 tabung gas 3 kilogram bertahan lebih dari 5 jam. Perbandingannya jauh lebih irit di banding menggunakan Pertamax. Ya walaupun saya mah cuma untuk sedot buang saja di sawah petakan, " Kata Tasa Kamis (2/6/2022).

Area sawah 2,2 Hektar sebut Tasa, kalau menggunakan BBM itu bisa lebih dari 25 Liter satu kali Kegiatan. Sedangkan pakai gas cukup 3 - 4 tabung gas size 3 Kilogram saja.

"Ya ngamalin ilmu sekolah saja, dari pada boros dan sudah BBM sampai sawah kering, kan mending inovasi saja, " Ungkapnya. (Rd)