Pemerintah Kabupaten Karawang, melalui Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting (TPPAS), lakukan launching Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Di GOR Serbaguna, Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Kamis, (28/7) siang.
Foto : Kegiatan Zoom Virtual BAAS Muspika di Kecamatan Cilamaya Wetan dan Tempuran
 
Ketua TPPAS Kabupaten Karawang, Aep Syaepulloh mengatakan, program penurunan angka stunting merupakan prioritas utama Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang di tahun 2022 ini. 

Wakil Bupati Karawang ini juga mengatakan, program BAAS di Karawang akan menyasar pada 578 anak stunting. Melalui program ini, anak-anak stunting akan punya bapak dan ibu asuh yang akan memberikan bantuan sebesar Rp 450 ribu per bulan selama enam bulan ke depan. 

"Dari 578 anak stunting ini, kita sudah bagi para ketua OPD dan semua yang terkait untuk menjadi bapak asuh. Ibu bupati dan saya masing-masing 10 anak, dari Kodim Karawang 20 anak, dari Polres juga sama, sisanya para ketua OPD dan Camat," jelas Aep. 
Foto : Kegiatan Zoom Virtual BAAS Muspika di Kecamatan Cilamaya Wetan dan Tempuran

Wabup mengatakan, untuk memaksimalkan upaya penurunan angka stunting, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Perlu adanya kolaborasi Pentahelix agar tujuan dari program ini lebih maksimal. 

"Penyaluran bantuan untuk anak stunting ini akan melalui Baznas Karawang. Bantuannya berupa makanan tambahan yang dibuat oleh pengelola Dapur Sehat Anak Stunting (DASHAT)," ujar Wabup. 

Sementara, Ketua Pelaksana Program BAAS Kabupaten Karawang, Letkol Kav Makhdum Habiburrahman menjelaskan, program BAAS Karawang akan fokus pada target sasaran bayi usia dibawah dua tahun (Baduta). 

Selama enam bulan, mereka akan mendapat bantuan pendampingan dan makanan bergizi dari bapak asuh mereka masing-masing. Selain itu, kata Dandim, program penurunan stunting di Karawang menyasar semua hal dari hulu hingga hilir permasalahan. 

"Sasarannya kita fokuskan kepada Baduta, ibu hamil, termasuk calon pengantin. Kita fokus tidak hanya mengobati yang stunting, tapi juga menekankan upaya pencegahan," kata Dandim 0604 Karawang ini.

"Harapannya jangan sampai Indonesia kehilangan banyak generasi karena membiarkan anak-anak mengidap stunting. Dampaknya tidak sekarang, akan terasa mungkin 20 sampai 30 tahun ke depan," pungkasnya. (Rd/rls)