Wakil Bupati Karawang Aep Saepulloh yang juga Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Karawang, resmi launching Dana Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) tahap 2 di Aula DPPKB Karawang, Kamis (4/11/2022). Selain penyaluran dana BAAS yang sudah terhimpun Rp471 juta, kegiatan yang juga di hadiri belasan Camat lokus stunting tersebut, juga di padukan dengan penyaluran telur tahap 1 kepada sejumlah Satpel KB untuk kemudian di teruskan kepada anak stunting usia 24-47 bulan di setiap pelosok desa yang menjadi lokus. 
Foto : TPPS dan BAAS Saat Launching Penyaluran Dana BAAS Tahap 2 dan Penyaluran Terlur untuk penanganan Stunting di Karawang


"Alhamdulillah, Kabupaten Karawang bersama saya selalu ketua TPPS sangat concern menekan angka stunting. Dimana saat ini dari 20,9 persen kasus sudah turun menjadi 13,4 persen. Tentu saja, ini tak lepas dari kolaborasi dan kontribusi semua pihak, termasuk para kepala OPD, Camat dan stakeholder di hilirnya, sehingga Karawang di jadikan percontohan atau mercusuar penanganan stunting  yang dianggap sukses, " Kata Aep Saepulloh.

Ia menambahkan, kewajiban camat menjadi bapak asuh 2 orang Batuta, kemudian Kepala OPD 5 anak dan dirinya bersama Bupati masing-masing 10 anak, tentu semakin menambah kesuksesan percepatan penanganan stunting di Karawang, dimana setiap anak asuh harus di dampingi lewat pendanaan Rp450 ribu perbulan selama 6 bulan. Wal hasil, saat ini dari laporan, target dana yang terhimpun sebesar Rp1,56 Milyar sampai Februari, sudah terihimpun di launching penyaluran dana BAAS ini sebesar Rp471 juta.

"Ini nih, Kewajiban Camat juga harus selalu di ingatkan, jangan sampai di sebut Bapak Asuh saja (BAAS), tapi  uangnya belum masuk. Dan kita akan terus mendorong program ini terus berjalan optimal, " Katanya.

Ia menambahkan, penanganan zero stunting ini juga di intervensi bagi sasaran usia 24-47 bulan untuk penambahan gizinya. Sebab, lewat bantuan dan kemitraan dengan perusahaan, dirinya mengaku terinspirasi untuk mendongkrak gizi anak-anak di Karawang, khususnya pada lokus kecamatan kasus stunting di 22 Desa dan 21 Kecamatan. Karenanya, telur di pilih karena hampir 47 persen berkontribusi pada penanganan stunting sebagaimana yang diutarakan profesor ahli gizi saat menerima bantuan dari PT Nestle. 

"Karena itu, penanganan stunting ini harus tuntas dari hulu ke hilir, dari mulai pengantin, masa kehamilan, melahirkan dan sampai memiliki balita dan Batuta harus ada penyadaran, mari dalam penyaluran dana BAAS tahap 2 ini, kita samakan persepsi, " Ungkapnya.

Dandim 0604/Karawang Letkol Habiurakhman mengatakan, mulai saat ini ia ajak semua pihak agar jangan lahitkan generasi tidak berkualitas. Dari 578 kasus anak stunting harus terus di tekan dengan anggaran yang terkumpul saat ini sekitar Rp471 jutaan, sehingga kalau sampai down, maka dirinya yang juga ketua Tim BAAS ini akan terus 'Ngoprak' semua pihak, baik Pemkab maupun internal hingga perusahaan untuk kejar target bisa sampai Rp1,5 Miliar demi generasi anak Karawang yang berkualitas. 
Ia sampaikan ke perusahaan, sebut Dandim, bagaimana indikator uang diberikan bisa pengaruhi anak stunting, sebab  ada keinginan para donatur ini supaya Baas tepat sasaran, tepat guna dan tepat manfaat, maka yang bertanggungjawab ia sampaikan adalah dari hilir di lapangan. Tinggal PR nya, saat ini, sebut Dandim, indikator ini berhasil atau tidak ? 
Atas dasar itu, ia mengajak semua pihak untuk semangat tekan angka stunting, dari hulu maupun hilirnya harus selamatkan generasi pemuda kedepan.

Foto : TPPS dan BAAS Saat Launching Penyaluran Dana BAAS Tahap 2 dan Penyaluran Terlur untuk penanganan Stunting di Karawang

"Indonesia 26 persen kasus, semoga bisa di tekan sesuai harapan Presiden diangka 14 persenan, karena program ini di rasakan bukan saat ini saja manfaatnya, tapi untuk puluhan tahun yang akan datang, " Katanya. (Rd)