Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali yang baru saja dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) siap menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya berupa upaya peningkatan penegakan kedaulatan dan hukum di lautan Indonesia.


Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali 

Tugas itu ditekankan untuk wilayah perbatasan laut Indonesia termasuk Laut China Selatan, demikian disampaikan oleh Ali.

"Dari Bapak Presiden sudah ditekankan bahwa penegakan kedaulatan dan penegakan hukum di laut, terutama di wilayah perbatasan di mana saja, tidak hanya Laut China Selatan, pokoknya di seluruh perbatasan laut harus ditingkatkan," kata Ali dalam keterangan kepada awak media, usai prosesi pelantikan, di Istana Negara, Jakarta, Rabu.

Salah satu potensi kerawanan keamanan laut yang diidentifikasi Ali adalah kegiatan penyelundupan, dan hal itu juga sudah menjadi bagian instruksi yang diterimanya dari Presiden Jokowi.

"Bapak Presiden juga menekankan untuk mencegah, untuk menghentikan kegiatan penyelundupan maupun kegiatan ilegal di laut atau lewat laut lainnya," katanya lagi.

Pada sisi lain, Ali juga siap melanjutkan kerja positif yang dilakukan oleh pendahulunya, Laksamana TNI Yudo Margono yang sejak 19 Desember lalu sudah diangkat menjadi Panglima TNI.

Menurut Ali, Yudo telah banyak melakukan pengembangan dan pembangunan kekuatan Angkatan Laut Indonesia.

"Ini akan saya teruskan, kebijakan beliau akan saya teruskan dan mungkin ada beberapa pengembangan. Itu kita lihat hal-hal yang belum selesai kita selesaikan," katanya pula.

Ali dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 100 TNI Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Staf Angkatan Laut tertanggal 28 Desember 2022, dan Keputusan Presiden Nomor 101 TNI tahun 2022 tentang Kenaikan Pangkat dalam Golongan Perwira Tinggi TNI tertanggal 28 Desember 2022. Dalam kesempatan lebih awal, Presiden kepada awak media menyampaikan bahwa Ali mengampu tanggung jawab besar sebagai Kasal yang baru mengingat dua per tiga wilayah Indonesia merupakan lautan.

"Utamanya juga yang berkaitan dengan pulau-pulau perbatasan, itu harus menjadi titik perhatian," kata Jokowi.

Sebelum diangkat menjadi Kasal, Ali menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I sejak 2 Agustus 2021.

Sebelum dilantik sebagai Kasal, Laksamana Muhammad Ali menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I sejak 2021.
Lulusan Akademi Angkatan Laut (ALL) tahun 1998 ini mulai meniti karier militernya di Departemen Operasi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sigalu-857 pada 1990, dengan pangkat letnan dua.
Dua tahun berselang, Muhammad Ali berpindah dari kapal patroli cepat kelas attack ke kapal selam KRI Nanggala-402. Di kapal selam ini, Ali mengampu jabatan sebagai Asisten Perwira Divisi Ekasen.
Tahun 1993, Ali berpindah dari kapal selam KRI Nanggala ke kapal selam KRI Pasopati-410, dengan jabatan sebagai perwira torpedo.
Dua tahun kemudian, pria kelahiran 9 April 1967 ini kembali ke kapal selam, dengan menjabat sebagai Perwira Divisi Komunikasi (Padivkom) KRI Nanggala-402 pada 1995 dan Kepala Departemen Leksen KRI Nanggala-402 pada 1996, dengan pangkat kapten.
Di tahun yang sama, Ali dipercaya untuk mengemban amanah sebagai Kasi Taktik Sops Satsel Komando Armada RI Kawasan Timur dan Kadalsen Divlat Departemen Sewaco Puslattlekdalsen Kodikal pada 2000 hingga 2003.
Usai bertugas di luar kapal perang, Ali kembali ke kapal selam dengan menjabat Palaksa KRI Nanggala 402 (2003-2004). Kariernya pun terus merangkak naik dan dipercaya menjabat Komandan KRI Nanggala-402 (2004 hingga 2006) dengan pangkat letnan kolonel.
Setelah memimpin KRI Nanggala, Ali dipercaya menjabat Pasops Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim (2006) dan Pabandya Renstra Paban I Renstra Srena Kasal (2006 hingga 2009).
Karier Ali pun terus merangkak naik, dengan pangkat kolonel, menjabat sebagai Asisten Operasi Komandan Pangkalan Utama (Asops Danlantamal) VI Makassar (2009 hingga 2010), Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmatim (Koarmada II, sekarang) pada 2010 hingga 2011, Komandan Pangkalan (Danlanal) Dumai (2011 hingga 2012).
Ali pun pernah menjabat sebagai ajudan Wapres RI Boediono selama dua tahun, yakni Tahun 2012-2014.
Dengan pangkat sebagai laksamana pertama, Ali menjabat sebagai Pati Sahli Kasal Bidang Ekojemen (2015), staf khusus Kasal (2015), Komandan Guskamlabar (2015 hingga 2017) dan Waasrena Kasal (2017 hingga 2018).
Selanjutnya saat berpangkat laksamana muda, Ali dipercaya menjadi Gubernur AAL pada 2018-2019, Koorsahli Kasal pada 2019, Panglima Komando Armada I pada 2019 hingga 2020, dan Asrena Kasal pada 2020 hingga 2021.
Setelah itu, Ali mendapat promosi menjadi perwira tinggi bintang tiga dengan menjabat sebagai Pangkogabwilhan I ketiga pada 2021 hingga 27 Desember 2022.
Tidak hanya moncer di karier militernya, Ali juga pernah menjalani sejumlah pendidikan militer, antara lain Dikpasiswa angkatan ke-2 (1990), Dikcawak Kasel (1990-1991), Kursus Ausbildung Waffengerat U Boote 206 (kapal selam U-206 di Jerman tahun 1997).
Kemudian pendidikan Internasional PWO di Inggris (1998), International Submarine Warfare di Inggris (1999), Diklapa II Koum angkatan ke-14 (2000), Sustekdikpa TNI AL (2001), Seskoal angkatan ke-40 (2003), Sus Danlanal TNI AL (2004), hingga Lemhannas PPSA angkatan XXI (2017).
Selain itu, Muhammad Ali juga pernah menuntaskan pendidikan umum S1 ekonomi dan S2 manajemen. Tak hanya itu, dia juga aktif mengikuti seminar nasional dan simposium di mancanegara, seperti Singapura, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan lainnya.
Muhammad Ali juga banyak memperoleh tanda jasa, antara lain, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Jalasena Nararya, Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun, Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun, Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun, Satyalancana Dwidya Sistha, Satyalancana Dharma Nusa, Satyalancana Wira Dharma, dan Satyalancana Kebhaktian Sosial.(Ant)