Breaking News
---

Golkar Sedang Jadi Idola Lalu Digoda ke Koalisi Gerindra-PKB atau NasDem?

Partai Golongan Karya (Golkar) mulai digoda sejumlah partai politik (parpol) di luar Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Meski koalisi yang dibangun bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum resmi bubar, namun Golkar terus digoyang dari kiri dan kanan.

Foto : para petinggi partai politik

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang beberapa kali menjalin komunikasi politik dengan Golkar berharap, partai pimpinan Airlangga Hartarto itu bersedia bergabung bersama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang telah dibangun bersama Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengklaim, sebentar lagi Golkar akan bergabung bersama KKIR untuk memenangkan kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dia pun berharap Ketum Golkar Airlangga Hartarto bisa menjadi bagian dari Tim Pemenangan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres) 2024.

"Iya tentu kita ingin tiga kekuatan ini menyatu, Gerindra, PKB, Golkar. Nah ini akan terus pada akhirnya kita buka," tutur Cak Imin saat ditemui di kediaman Wakil Presiden (Wapres) ke-9 RI Hamzah Haz, Jakarta Timur, Kamis (11/5/2023).

Cak Imin mengerti bahwa Partai Golkar masih mengincar kursi Capres atau calon wakil presiden (Cawapres). Namun hal tersebut belum sepenuhnya menjadi pembicaraan secara internal KKIR.

"Saya belum memasukkan pertimbangan itu," ucap dia.

Yang pasti, kata Cak Imin, dirinya sangat senang apabila Airlangga Hartarto memutuskan untuk mendukung Prabowo Subianto dan menjadi ketua tim pemenangan. "Iya pasti (senang)," katanya menandaskan.

Tak hanya PKB dan Gerindra yang ingin Golkar bergabung. Ketum Partai Nasional Demokrat (NasDem), Surya Paloh juga ingin Golkar bekerja sama dengannya dalam menyongsong Pilpres 2024 mendatang.

Apalagi Surya Paloh yang juga lahir dari 'rahim' Golkar ini sudah menganggap Airlangga seperti adik sendiri. "Kemungkinan apakah akan ada kerja sama dengan Golkar? Kepada siapapun kemungkinan itu tetap terbuka," ujar Surya di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Meski begitu, dia menyerahkan sepenuhnya kepada Airlangga untuk mengarahkan arah politik Partai Golkar. "Pak Airlangga itu adik saya, dia Ketum Golkar. Golkar pasti memiliki strategi tersendiri apa yang terbaik untuk Golkar," ujarnya.

Bagi NasDem, yang terpenting dalam menghadapi Pemilu 2024 adalah membangun nuansa politik yang bersahabat. Sementara, dia tidak ingin ikut campur strategi politik partai lain.

"Kembali lagi, NasDem menginginkan semuanya yang relatif dalam suasana yang bersahabat. Itu lebih penting bagi saya. Strategi silakan dijalankan," ujar Surya Paloh.

Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai, munculnya godaan terhadap Golkar ini tak lepas dari kondisi KIB yang telah layu sebelum berkembang. Bahkan menurut dia, KIB sejatinya telah bubar, meski narasi itu ditolak Golkar, PPP, dan PAN.

"Saya kira sejak ada wacana tentang koalisi besar ataupun ketika (PPP dan PAN) mendukung Ganjar Pranowo, itu adalah menjadi penanda end of KIB. Jadi KIB sudah bubar jalan, sudah tidak ada lagi yang bisa diselamatkan. KIB tinggal nama," ujar Adi saat seperti dikutip dari Liputan6.com, Jumat (12/5/2023).

Maka tak mengherankan jika Golkar sangat agresif menjalin komunikasi politik dengan sejumlah parpol di luar KIB, mulai dari PKB, Gerindra, hingga Partai Demokrat. Ikhtiar ini dilakukan Airlangga untuk merawat mimpi dan amanat forum tertinggi Golkar yang mengamanahkan dirinya sebagai capres 2024.

"Karena hasil Munas Golkar adalah capres, maka Airlangga Hartanto wajib mencari tiket pencapresan hingga 2024," ujar Adi.(**)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan