Breaking News
---

Workshop Bareng Huma Eco Enzyme, Mahasiswa LSPR Konteskan Pembuatan Eco Enzyme di PIP Pasirjengkol

Mahasiswa Institut Komunikasi & Bisnis London School Public Of Relation (LSPR) Kampus Jakarta, serius mewujudkan masyarakat dan lingkungan Perumahan Permata Indah Permai (PIP) Desa Pasirjengkol Kecamatan Majalaya, Karawang sebagai lokasi 'Cozy Village'. 
Foto : IKB LSPR Bersama Huma Eco Enzyme dan DLHK Karawang Inisiasi Workshop dan Kontes Pembuatan Eco Enzyme di Perumahan Permata Indah Permai Desa Pasirjengkol, Karawang


Dengan menggandeng Huma Eco Enzyme dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang, para mahasiswa ini fasilitasi sekitar 50 ibu-ibu rumah tangga dan keluarga masyarakat PIP dalam pemanfaatan sampah organik menjadi eco enzyme lewat Workshop dan kontes pembuatan ciaran multi guna, Minggu (18/6/2023).
Foto : IKB LSPR Bersama Huma Eco Enzyme dan DLHK Karawang Inisiasi Workshop dan Kontes Pembuatan Eco Enzyme di Perumahan Permata Indah Permai Desa Pasirjengkol, Karawang

Ditemui usai kegiatan workshop, Mahasiswa IKB LSPR yang juga Ketua Pelaksana Dinsha Sabina Puteri mengungkapkan, program ini sudah terkonsep dengan baik dalam jangka dua bulan bersama warga PIP, baik sosialisasi maupun hari ini workshop dan demonstrasi pembuatan Eco Enzyme dengan menggandeng langsung Huma Eco Enzyme Karawang dan Subkoor Pengelolaan Sampah DLHK Karawang. Lalu kenapa pengolahan sampah organik ini perlu di Konteskan ? Sebab, pihaknya ingin membantu memperkenalkan pengembangan Eco Enzyme ini dan mengkomunikasikannya kepada warga PIP, bahwa stigma soal sampah yang bau dan jorok, bisa di kelola dengan baik hingga bernilai ekonomis dan kesehatan jika dilakukan dengan cara yang baik dan benar, salah satunya adalah di buatkan Eco Enzyme ini.
Foto : IKB LSPR Bersama Huma Eco Enzyme dan DLHK Karawang Inisiasi Workshop dan Kontes Pembuatan Eco Enzyme di Perumahan Permata Indah Permai Desa Pasirjengkol, Karawang

"Sehingga warga disini bukan hanya mengetahui soal sampah menjadi Ecoe Enzyme saja, tapi lebih dari itu mampu memberi dampak untuk pengaruhi orang lain untuk memulai keahlian mengelola untuk lingkungan dan masa depan bumi kita, " Katanya.

Kreatifitas mengelola sampah diakui Dinsha, sebelumnya mungkin dianggap tabu, bahkan pihaknya yang memiliki target soal topik yang diangkat dalam program ini di PIP, sempat ada kekhawatiran soal menarik minat ibu-ibu dalam mengelola sampah, kemudian SDM yang mungkin gagap teknologi. Tapi, di syukurinya, setelah melalui tahapan, antusiasmenya di luar ekspektasi yang ka bayangkan, dimana para peserta sebut Dinsha mau belajar dengan baik soal pembuatan eco enzyme, kemudian antusisme rasa keingintahuan yang tinggi soal eco enzyme dan pengelolaan sampahnya, membuat topik ini sukses terkomunikask dengan baik dan efektif.

"Awal - awal mengusung topik ini, kita mengira akan sulit, karena kreativitas pengelolaan sampah mungkin dianggap tabu, tapi terus Kitu komunikasikan dan di kenalkan pentingnya peran serta rumah tangga dalam pengelolaan sampah menjadi nilai manfaat. Wal hasil, banyak rasa keingintahuan akhirnya warga PIP justru antusias selama menjadi peserta, " Katanya. 

Mahasiswa IKB LSPR lainnya, Maulydita mengatakan, di gelarnya workshop dan kontes pembuatan eco ennzyme ini adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan pihaknya bersama Huma Eco Enzyme Karawang di PIP untuk capaian ' 'Cozy Village' dan menjadi gerakan pionir pengelolaan sampah bagi warga PIP. Lewat kegiatan ini, warga di berdayakan dengan pelatihan intensif, mulai dari pemahaman pembuatan eco enzyme, hingga pelaksanaan praktiknya sehingga pengetahuan dan keterampilan yang di dapat, mampu menjangkau masyarakat lebih luas, utamanya gerakan ini adalah dapat membangun kebiasaan baru di tingkat rumah tangga, karena lewat kontribusinya sebut Maulydita mereka sudah berkontribusi mengurangi jumlah sampah harian.

"Kita workshop dan konteskan warga PIP untuk membuat Eco Enzyme yang di mentori langsung Pak Anwar dari Huma Eco Enzyme, kemudian di umumkan juaranya pada 2 Juli mendatang. Adapun detail kriteria yang di nilai selain kualitas, juga kelayakan di sosial medianya, sehingga kontes ini bukan saja sekedar membikin Eco Enzyme, tetapi bisa berikan dampak untuk pengaruhi orang lain lewat media sosial, " Ungkapnya. 

Sementara Subkoor Pengelolaan Sampah DLHK Karawang, Agus Dwi Yunarto mengaku mensupport penuh kegiatan dan aktivitas yang datang dari akademisi, komunitas maupun institusi dalam pengelolaan sampah, salah satunya dibuat Eco Enzyme yang di inisiasi Mahasiswa IKB LSPR bersama Huma Eco Enzyme bagi warga. Sebab, sebut Agus, Karawang hasilkan 1.200 ton sampah seharinya, namun diakuinya, belum ada upaya maksimal pengelolaan disetiap kecamatan. Sehingga, inisiasi ini diharapkan menjadi contoh bagi desa lain agar tercipta Karawang sebagai kota bersih. 

"Ditengah keterbatasan anggaran, armada dan mungkin SDM, kita ingin terus dorong setiap komunitas, akademisi, industri hingga lembaga pendidikan untuk terus memulai pengelolaan sampah di lingkungannya, " Ujar Agus Dwi.

Hadir dalam kegiatan tersebut, pendiri Huma Eco Enzyme Karawang Siti Komalaningsih dan pematerinya Bapak Anwar yang secara detail mementori warga PIP dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah organik dan praktik pembuatan Eco Enzyme hasil fermentasi 90 hari dari sampah kulit buah-buahan dan sayuran yang multi fungsi, seperti untuk disinfektan alami, sabun mandi, sabun cuci hingga pupuk organik. 

Nampak pula hadir dalam kegiatan Workshop dan Kontes Pembuatan ECO Enzyme tersebut, Kades Pasirjengkol Kecamatan Majalaya, Tati Maryati. (Rd)
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan