Breaking News
---

Mantan Ajudan Bung Karno Ungkap Peranan Penting Ke-7 Pemuda Dibalik Deklarasi Kemerdekaan RI Tahun 1945



Djiaw Kie Siong sendiri merupakan keturunan Tionghoa. Menurut ibu Yanto, Djiaw Kie Song lahir sekitar tahun 1880 di Desa Pisangsambo, Karawang.

Di tahun 1920, Djiauw Kie Siong pindah ke Rengasdengklok ke rumah yang kini telah dijadikan cagar budaya.

Dalam memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia, selain Soekarno dan Moh. Hatta, rupanya ada sejumlah nama tokoh para pemuda pada jamannya yang memiliki peranan sangat penting sebagai pelaku sejarah detik-detik proklamasi dalam peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 lalu. 

Adapun yang dimaksud dari nama para tokoh pemuda nasional di jamannya itu seperti Wikana, Singgih, Soekarni, Ahmad Soebarjo, dan Chaerul Saleh, merupakan nama-nama yang diusulkan untuk diabadikan sebagai nama khusus untuk disebuah jalan raya yang ada di daerah Kecamatan Rengasdengklok, dan umumnya juga diabadikan menjadi bagian nama jalan di daerah Kabupaten Karawang lainnya.

Demikian permintaan usulan nama jalan tersebut disampaikan secara langsung oleh salah seorang mantan ajudan Bung Karno, yakni Drs. Sidarto Danusobroto. Hal itu ia sampaikan saat hadir menjadi tamu kehormatan di acara Forum Grup Diskusi (FGD) yang digelar di Aula Indo Alam Sari Karawang dengan bertemakan Wawasan Kebangsaan Jaket Bung Karno pada Kamis (20/7) siang.

Lebih lanjut Sidarto mengungkapkan, sejumlah nama tokoh pemuda yang kini namanya telah dikenal sebagai tokoh nasional dalam peristiwa Rengasdengklok tersebut, sudah selayaknya diberikan apresiasi penghargaan dengan mengabadikan nama mereka sebagai nama jalan di jalanan Kota Pangkal Perjuangan (nama daerah untuk julukan Kabupaten Karawang, red).

"Pemkab Karawang saya rasa perlu memberikan apresiasi kepada tokoh-tokoh ini, karena Karawang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari peristiwa detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada Agustus  tahun 1945 lalu," ungkap Sidarto kepada saat ditemui di sela-sela acara kegiatannya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (20/7) sore.

Selain itu, Sidarto juga menyebut nama Djiaw Kie Siong yang sosoknya dikenal sebagai pemilik rumah sejarah Rengasdengklok, yang di mana saat itu kediaman milik Djiaw Kie Siong ini dijadikan sebagai tempat pengasingan bagi Soekarno-Hatta dalam melakukan perundingan untuk menyusun naskah proklamasi oleh para pemuda pelaku sejarah proklamasi Kemerdekaan RI.

"Ada nama Djiaw Kie Siong, seorang tokoh berdarah Tionghoa yang saat itu sosoknya berstatus sebagai Tentara PETA pun layak untuk diabadikan sebagai nama jalan. Sosoknya banyak dikenal oleh bangsa kita, karena peranan vitalnya sebagai salah satu bagian yang tak terlupakan dari rangkaian sejarah detik-detik proklamasi Kemerdekaan RI," jelasnya.

Meski nama-nama mereka berada di balik layar tercetusnya sebuah kemerdekaan bagi nusa dan bangsa di Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi peranan masing-masing dari mereka saat itu terbilang cukup vital untuk membantu Soekarno-Hatta dalam mendeklarasikan kemerdekaan RI.

"Kendati bukan asli pribumi, tapi dari sosok ketokohan Djiaw Kie Siong ini bisa memetik pelajaran penting bagi kita akan sumbangsih dan jasanya yang sangat lah besar terhadap nusa dan bangsa RI. Sehingga jikalau namanya dijadikan sebagai nama jalan, tentunya akan menimbulkan rasa kebhinekaan yang sangat terasa kental bagi masyarakat Tionghoa, dan masyarakat Tionghoa juga pasti merasa sudab terwakili karena telah mendapatkan tempat di Kabupaten Karawang," terangnya.

Karena alasan tersebut lah, membuat mantan ajudan Bung Karno ini mengusulkan nama ke tujuh sosok bersejarah dari para tokoh nasional yang dinilainya sangat pantas untuk mendapatkan apresiasi dari pemerintah setempat. "Jadi besar harapan kami dalam mengusulkan nama-nama mereka kepada pemerintahan setempat, bisa diabadikan sebagai sebuah nama jalan di Kabupaten Karawang khususnya, maupun daerah lainnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya," pungkasnya.(red/gj)
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan