Pemkab Bekasi terus bergerak cepat menangani dampak kekeringan akibat kemarau. Selain menetapkan status Tanggap Darurat dan menyalurkan air bersih, Pemkab Bekasi telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membantu menindaklanjuti penanganan dampak kekeringan. 

Foto : Kekeringan di Bekasi

“Saat ini kami sudah menyurati BNPB untuk mendapatkant bantuan dana siap pakai, kemudian juga ke Pemprov Jawa Barat. Karena kemampuan kita untuk bisa terus mendukung operasi tanggap darurat bencana ini semakin terbatas,” kata Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan, saat ditemui di Gedung Diskominfosantik, Cikarang Pusat, Selasa (05/09/2023). 

Diketahui pasca penetapan status Tanggap Darurat Bencana Kekeringan pada 31 Juli 2023, daerah terdampak kekeringan di Kabupaten Bekasi meluas dari 24 desa menjadi 32 desa yang tersebar di 10 kecamatan. 

“Dari laporan yang masuk, jumlah desa yang terdampak kekeringan masih terus bertambah,” ujarnya. 

Selain itu tercatat lahan pertanian di Kabupaten Bekasi yang terancam kekeringan seluas 2.423 hektar. 

Dani menyebutkan, BPBD Kabupaten Bekasi bersama stakeholder lainnya, terus menyalurkan air bersih bagi warga masyarakat yang terdampak kekeringan. Total bantuan air bersih yang sudah disalurkan sampai Senin (04/09) sudah lebih dari satu juta liter.

"Saya kira, kita terus akan melanjutkan penyaluran air bersih ini ya. Karena ini, berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat. Walaupun kita tetap berharap dan berdoa supaya musim hujan segera datang,” lanjutnya.  

Menurutnya, untuk bisa terus menyalurkan air bersih kepada warga terdampak kekeringan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Karena itu BPBD terus berkolaborasi dengan semua stakeholder, PDAM Tirta Bhagasasi, PMI, Baznas, FPRB, Polres Metro Bekasi, Kodim 0509/Kabupaten Bekasi, dunia usaha, relawan kebencanaan dan elemen masyarakat lainnya. 

Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan menginstruksikan kepada para camat dan semua kepala perangkat daerah untuk ikut membantu menangani dampak kekeringan di wilayah Kabupaten Bekasi. 

Instruksi tersebut disampaikan Dani Ramdan saat memimpin rapat evaluasi anggaran dan pelaksanaan kegiatan pembangunan, di ruang rapat KH. R Ma'mun Nawawi, Gedung Bupati Bekasi, Cikarang Pusat, pada Selasa (05/09/2023).

"Untuk penanganan kekeringan, kita sudah membagi tugas, selain BPBD, sekarang semua perangkat daerah, ikut diturunkan dengan sistem pendamping atau Liaison Officer (LO). Jadi satu kecamatan terdampak ditangani 5 sampai 8 perangkat daerah untuk bisa melakukan upaya membantu warga terdampak kekeringan," kata Dani Ramdan. 

Upaya penanganan kekeringan yang akan dilakukan, lanjut Dani, di antaranya, distribusi air, pengadaan tangki air yang diupayakan dari potensi di kecamatan tersebut, termasuk dari dunia usaha. 

Selain itu, Dani meminta agar distribusi air dilakukan secara efisien dengan menyimpan di penampungan (toren) untuk memudahkan masyarakat yang membutuhkan air bersih. 

"Karena kalau suplai-nya langsung ke ember warga, itu bisa memakan waktu lama. Kalau kita drop melalui toren dengan kapasitas 2000-5000 liter, sekali drop truknya bisa kembali dengan cepat mengambil air," lanjutnya.

Pemkab Bekasi juga akan membantu mendistribusikan air minum untuk warga di wilayah terdampak kekeringan. Dani menyebutkan, pihaknya sudah bersurat ke perusahaan-perusahaan untuk membantu konsumsi air minum. Baik dalam bentuk tangki air, ataupun air minum dalam kemasan.  

Terkait penanganan lahan pertanian yang terdampak kekeringan, Dani mengatakan, pihaknya akan melanjutkan normalisasi sungai untuk saluran air yang terhambat karena sampah atau pendangkalan. 

"Untuk lahan pertanian yang masih ada potensi air, kita siapkan pompa air dan revitalisasi sumur. Nanti L.O ini akan mendeteksi itu semua," tuturnya.

Pemkab Bekasi, lanjut Dani, telah mengajukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam mengupayakan hujan buatan. Tetapi melihat kondisi cuaca atau awan saat ini, terbilang masih belum memungkinkan.

"Kami sudah berkirim surat tapi memang belum bisa dilakukan karena potensi awannya masih belum ada. Munhkin nanti ketika ada awan di Samudera Hindia atau Pasifik terbawa angin, biasanya satu atau dua hari lewat, nah itu bisa kita manfaatkan," ucapnya.

Selain upaya secara lahir, lanjut Dani, dari sisi keagamaan, Pemkab Bekasi menyambut baik seruan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi untuk melaksanakan Shalat Istisqo (shalat minta hujan). 

"Kami sudah instruksi melaksanakan shalat istisqa di setiap kecamatan terdampak. Tinggal menunggu waktu yang tepat, apakah nanti kita laksanakan serentak atau masing-masing di setiap wilayah," pungkasnya.(***)