Breaking News
---

Ketua DPR RI Puan Maharani Hadiahkan Calon Pengantin Tiket Perjalanan Bulan Madu

Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Desa Jonggrangan, Klaten Utara, Jawa Tengah, untuk meninjau program penanganan stunting. Dalam kunjungannya, ia juga memberikan 2.500 paket bantuan kepada balita untuk mencegah risiko stunting yang masih banyak terjadi di Indonesia.(4/9/23).

Foto ilustrasi pernikahan

 

Tiba di Desa Jonggrangan, Klaten, Sabtu kemarin, Puan disambut ribuan warga yang sudah menunggu di lapangan desa. Puan hadir didampingi Bupati Klaten Sri Wahyuni, Bupati Sukoharjo Etik Suryani, serta sejumlah anggota DPR RI yakni Bambang Wuryanto, Abidin Fikri, Dede Indra, dan Paramitha Widya Kusuma,. 

 

Saat menyampaikan pidato di Lapangan Desa Jonggrangan, Puan memanggil pasangan yang hendak menikah dalam waktu dekat. Acara ini memang dihadiri para calon pengantin untuk mendengarkan sosialisasi mengenai pencegahan stunting pada anak.

 

Selain itu, turut hadir pula Kader Posyandu, Kader Kesehatan, Kader Posyandu Balita, dan Kader Posyandu Remaja se-Klaten. 


Sambil memberikan edukasi tentang persiapan gizi bagi calon anak, Puan bertanya kepada salah satu pasangan calon pengantin bernama Tyo.

 

"Tanggal berapa nikahnya nanti?" tanya Puan kepada Tyo yang diundang dialog ke atas panggung.

 

"Tanggal 17 September nanti bu," jawab Tyo. 

 

"Sudah mengerti cara pencegahan stunting kalau menikah nanti?” Puan kembali bertanya. 

 

"Sudah ikut program lengkap calon pengantin," kembali Tyo menjawab pertanyaan. 

 

Untuk menyambut kebahagiaan Tyo dan calon istrinya, Puan lalu berniat memberikan hadiah sebagai bentuk ucapan selamat atas pernikahan keduanya.

 

"Mau hadiah apa dari saya karena sebentar lagi mau melangsungkan pernikahan?” tanya Puan yang disambut Tyo dengan perasaan kaget. 

 

"Calon istri saya PPPK, belum dikasih cuti untuk bulan madu ke Malang," jawab Tyo seraya diikuti gelak tawa ribuan hadirin yang memenuhi Lapangan Desa Jonggrangan. 

 

"Oke, nanti saya kasih tiket kereta ke Malang. Dipakai kalau sudah boleh cuti," tutur Puan disambut tepuk tangan seluruh pengunjung. 

 

Usai berbincang dengan calon pengantin, Puan pun menyampaikan sejumlah pesan kepada peserta acara yang hadir. Ia menekankan pentingnya edukasi tentang penanganan stunting yang diberikan sejak sebelum calon pengantin menikah. 

 

Dengan begitu, para calon pengantin akan mempersiapkan asupan gizi yang baik mulai dari masa kehamilan hingga 1.000 hari setelah kelahiran anak

 

"Tolong perhatikan yang 1.000 hari pertama untuk asupan gizi anak-anaknya. Perhatikan juga MPASI atau makanan pendamping ASI. Jangan ragu untuk tanya-tanya ke Posyandu dan Puskesmas untuk tahu bagaimana supaya gizi anak tetap terpenuhi," pesan Puan. 

 

Mantan Menko PMK itu juga mengingatkan akan pentingnya peran keluarga sebagai titik awal perjalanan kesehatan seorang anak. Puan menyebut, orang tua wajib memiliki pengetahuan tentang pembangunan kesehatan anak dimulai sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan. 

 

"Jadi kalau Indonesia mau bebas stunting maka harus dimulai dari keluarga yang sehat. Keluarga yang asupan gizinya terpenuhi dan menjalani gaya hidup sehat," ungkap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu. 

 

"Oleh karena itu pembangunan kesehatan masyarakat harus dimulai dari pemenuhan gizi Ibu hamil dan anak. Pemenuhan gizi seimbang dalam keluarga. Serta pola hidup bersih dan sehat," sambung Puan. 

 

Ditambahkannya, gejala awal anak kekurangan gizi bisa terlihat dari jumlah berat badan. Dengan kurangnya asupan gizi yang seimbang, hal itu membuat tumbuh kembang anak terganggu. 

 

Terlebih, di Kabupaten Klaten terdapat 1,3 juta jiwa yang diantaranya terdiri dari 57.611 balita di mana dari jumlah tersebut terdapat 7.631 balita atau 14,3 persen berisiko stunting. Puan pun berharap tidak menemukan lagi kasus stunting di Klaten mengingat daerah tersebut menjadi nomor enam terbaik se-Jawa Tengah dalam penanganan stunting. 

 

"Pada usia ini asupan gizi yang baik akan memberikan peluang untuk berkembangnya potensi diri yang optimal. Sebaliknya, gagal gizi pada 1.000 HPK akan mengakibatkan gagal kembangnya potensi diri, baik secara fisik dan tingkat kecerdasan. biasanya ditandai dengan stunting atau kerdil," jelasnya. (aha/red)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan