Baru-baru ini, program yang diinisiasi oleh Menteri BUMN, Erick Thohir tersebut terus menyasar berbagai kalangan petani dalam membantu tingkat kesejahteraan para petani penggarap. 
Caption : Tanam perdana Program Makmur yang diikuti para petani penggarap bersama perwakilan PT Pupuk Kujang Cikampek di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. (Ist).


Atas dasar tersebut, PT Pupuk Kujang Cikampek melakukan kolaborasi bersama Baitul Maal PLN untuk membantu para petani dhuafa menjadi berdaya di dalam program Makmur.

Dikatakan Koordinator Program Makmur PT Pupuk Kujang Cikampek, Saiful Rohdian menyebut bahwa para petani penggarap ini merupakan petani yang tidak mempunyai lahan garapan sendiri, yang hanya bermodalkan cangkul untuk menggarap lahan milik orang lain dan memiliki sumber pendapatan berupa bagi hasil dengan si pemilik lahan saat panen berlangsung.

"Beragam kendala kerap mereka hadapi saat bertani, mulai dari minimnya modal tanam, sarana produksi pertanian yang terbatas, hingga jeratan lintah darat dan aksi para tengkulak. Berbagai kendala itu membuat penggarap tak menikmati keuntungan panen secara maksimal," ungkapnya, Karawang, Senin (11/9).

Melihat pola masalah yang dialami petani penggarap itu umum ditemui di berbagai wilayah, kata dia, pihaknya memutuskan untuk bergerak membantu para petani tersebut. Dalam membantu para penggarap itu, lanjutnya, PT Pupuk Kujang Cikampek tak melakukannya sendirian, tetapi sejumlah pihak juga turut ikut membantu.

"Salah satunya itu berasal dari Yayasan Baitul Maal milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) cabang Semarang, mereka menyalurkan dana untuk modal tanam kepada 15 orang petani penggarap di Jebed Selatan. Dengan bantuan dana dari Baitul Maal PLN, para penggarap ini tak perlu mengeluarkan modal tanam dan bisa langsung melakukan budidaya padi, bahkan modalnya tak perlu dikembalikan, tapi digunakan untuk modal di musim tanam berikutnya sehingga dapat berkelanjutan," jelas dia.

Dalam program Makmur untuk petani penggarap di Jebed Selatan, kata Saiful melanjutkan, tim agronomis PT Pupuk Kujang Cikampek mendampingi 15 orang petani dengan total luas lahan sebanyak 5 hektare sawah. "Para penggarap ini diajak untuk melakukan budidaya moderen dengan berbagai produk premium (non subsidi) buatan Pupuk Kujang. Kita perlakukan lahan sebaik mungkin dengan mengaplikasikan sistem pemupukan berimbang," kata Saiful. 
Caption : Tanam perdana Program Makmur yang diikuti para petani penggarap bersama perwakilan PT Pupuk Kujang Cikampek di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. (Ist).

Saat mendampingi petani, beber Saiful menerangkan, tim agronomis PT Pupuk Kujang Cikampek juga membantu segala kendala yang dihadapi oleh para petani saat budidaya. "Kita berikan konsultasi dan pendampingan hingga panen maksimal. Jadi bukan kali ini saja program Makmur dilakukan di Jebed Selatan, Semarang, Jawa Tengah, tetapi program Makmur juga dilakukan ke kalangan petani penggarap di wilayah lainnya," terang dia.

Adapun hasil panen dari para petani penggarap yang telah mengikuti program Makmur selama 4 musim tersebut, tambah dia, jumlah panen yang dihasilkan pun kian meningkat drastis, yang di mana dari awalnya 5 ton, dan kini meningkat menjadi 7 hingga 8 ton per hektare.

"Selain hasil panen yang meningkat, peserta Program Makmur di Jebed Selatan, juga mendapat peningkatan rendemen. Dari awalnya 55 persen, saat ini meningkat jadi 64 persen. Artinya beras yang dihasilkan semakin banyak pun bukan sembarangan, di sana kami mendampingi para petani hingga bisa menghasilkan beras premium berkualitas tinggi, seperti mulai menanam benih padi varietas Ciherang dan Inpari 32 misalnya, hasil panen para petani dibeli oleh PT Pemalang Agro Sejahtera untuk menghasilkan beras premium yang diberi merek Beras Makmur," tambahnya.

Sementara itu, dikatakan perwakilan Yayasan Baitul Maal PLN, Nurul Huda menuturkan bahwa meski PLN merupakan sebuah perusahaan di bawah naungan BUMN di klaster energi, akan tetapi hal tersebut tak menghalangi pihaknya untuk berkolaborasi dengan PT Pupuk Kujang yang berada di klaster pupuk pangan. "Artinya, ini merupakan sinergi BUMN untuk mendukung program Makmur sebagai cara mensejahterakan petani, khususnya para petani penggarap," kata Huda. 

Lanjut ia mengatakan, bahwa Baitul Maal PLN tergerak membantu para petani penggarap di Jebed Selatan karena belum sejahtera. Karena berbagai kendala itu, lanjutnya, para penggarap ini termasuk kategori mustahikatau penerima zakat. "Tak sedikit juga para penggarap ini terjebak sistem ijon, gabah yang mereka hasilkan dibeli dengan harga rendah sebelum panen. Selain itu, para penggarap ini bahkan terdata sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah, dan kebanyakan dari mereka ini rata-rata tinggal di rumah semi permanen," jelas Huda. 

Dengan mengikuti Program Makmur, kata dia, para penggarap diajak untuk meningkatkan keuntungan karena berada dalam ekosistem bisnis yang jelas. "Dalam program Makmur, modalnya dibantu, nutrisi tanaman terjamin, budidaya dikawal hingga hasilkan panen yang baik, dan bahkan hasil panen juga sudah pasti ada yang beli. Jadi keuntungan penggarap ini memang bisa terukur," kata Huda. 

Adapun keuntungan yang meningkat ini, tambahnya, para penggarap tidak lagi terjebak ke dalam siklus hutang dan riba para lintah darat. "Dengan mencapai keuntungan yang terukur, maka para penggarap bisa berubah dari penerima zakat menjadi pemberi zakat. Itu misi kita," imbuhnya.(gj/red)