Breaking News
---

Menteri LHK Sebut Ribuan Titik Panas Berpotensi Karhutla

Pemerintah memprioritaskan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tiga provinsi. Tiga provinsi itu yakni Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, dan Jambi. 

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, pemerintah juga melakukan pengawasan titik api di provinsi lain. Bahkan, sejak akhir September 2023, pemerintah berjibaku di Sumsel, Kalteng, Kalsel sambil memonitor di Riau, Jambi.

"Jadi arahan Presiden segera dilakukan penanganannya karena untuk Kalteng itu yang masih cukup rawan. Di Sulsel sudah melandai meski harus jaga dan diambil langkah-langkah seperti pemadaman dan TMC," kata Siti, Rabu (4/10/2023).

Siti menambahkan alasan tiga provinsi tersebut menjadi prioritas penanganan karhutla. 

Menurutnya, hal itu karena adanya potensi pencemaran asap lintas batas ke negara tetangga.

"Meski, belum terjadi sampai saat ini, sejauh ini tidak ada transboundary haze ke Malaysia. Jadi kalau dibilang bahwa di Malaysia tidak ada hotspot, kalau lihat datanya citra satelitnya di sana juga ada," ucap Siti.

Siti membeberkan, sampai Oktober 2023 ini, kebakaran telah terjadi di 267 ribu hektare lahan. Bahkan, berkaca pada September dan Oktober, ia memprediksi luas karhutla itu masih akan terus bertambah.

Hal itu karena masih ada ribuan titik panas (hotspot) tersebar di seluruh wilayah Indonesia. "Peluang 80 persen hotspot menjadi firespot itu angkanya di 6659 titik," ujarnya. 

Siti Nurbaya mengungkapkan,  terdapat ribuan titik panas (hotspot) tersebar di Indonesia. Sebagian besar di antaranya berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

"Saya ingin bersama BNPB dan BRIN melaporkan situasi kebakaran hutan dan lahan untuk hotspot data per 2 Oktober. Peluang 80 persen hotspot menjadi firespot itu angkanya di 6659 titik," kata Siti dalam keterangan persnya, Rabu (4/10/2023).

Siti membeberkan, sampai Oktober 2023 ini, kebakaran telah terjadi di 267 ribu hektare lahan. Bahkan, berkaca pada September dan Oktober, ia memprediksi luas karhutla itu masih akan terus bertambah.

Siti menuturkan, untuk mengatasi karhutla, kementerian/lembaga terkait telah melakukan sejumlah langkah mitigasi. Pemadaman dan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan di sejumlah provinsi yang berpotensi karhutla.(*)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan