BREAKING NEWS :
Mode Gelap
Artikel teks besar

Ini Sejarah Hari Santri Nasional Diperingati 22 Oktober

Pada hari ini, Minggu (22/10/2023), Bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional. Yuks! simak sejarah Hari Santri Nasional, mengapa selalu diperingati setiap tanggal 22 Oktober.

Foto : Logo Hari Santri Nasional

Hari Santri Nasional awalnya, diusulkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tepatnya, ketika Jokowi maju capres pada Pilpres 2014 lalu.

Kala itu, Jumat (27/6/2014), Jokowi berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam, di Malang, Jawa Timur. Para santri di ponpes tersebut, menginginkan pemerintah menghadirkan Hari Santri.

Keinginan ratusan santri itu pun dikabulkan oleh Jokowi. Hingga akhirnya, tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional.

Keputusan Presiden Jokowi itu, melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Yaitu, pada 15 Oktober 2015 yang lalu.

Keputusan tersebut, didasari tiga hal penting, pertama karena dalam perjuangan merebut serta mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia ulama. Serta, santri pondok pesantren memiliki peran yang besar.

Ulama dan santri pondok pesantren, dinilai memiliki peran dalam mengisi kemerdekaan Indonesia tersebut. Alasan kedua, Hari Santri dibutuhkan untuk mengenang dan meneladani perjuangan serta peran para ulama dan santri.

Terutama, dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Tujuan lainnya, agar generasi selanjutnya dapat meneladani serta melanjutkan perjuangan tersebut.

Alasan ketiga, tanggal 22 Oktober tersebut merujuk pada Resolusi Jihad yang dicetuskan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari. Sebuah ketetapan yang menggerakkan massa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Seruan itu mewajibkan setiap muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan NKRI dari serangan penjajah. Resolusi jihad itu adalah peristiwa penting yang menggerakkan santri, pemuda dan masyarakat untuk bergerak bersama melawan penjajah.

Tujuan dari seruan itu, demi menghadang kembali tentara Kolonial Belanda yang menyamar sebagai NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Lalu, para santri di Surabaya menyerbu Markas Bridge 49 Mahratta.

Pertempuran berkepanjangan itu berlangsung pada tanggal 27, 28, dan 29 Oktober 1945. Berakhir dengan kematian Jenderal Mallaby dan sekitar 2.000 pasukan Inggris.

Kejadian ini, memicu kemarahan angkatan perang Inggris, yang kemudian memuncak dalam Peristiwa 10 November 1945. Dengan diperingatinya tanggal 22 oktober sebagai Hari Santri Nasional, diharapkan masyarakat mengenang perjuangan santri dan ulama. Perjuangan itu harus dapat diteladani agar generasi yang akan datang mampu memiliki semangat mengisi kemerdekaan.(*)
Posting Komentar