Breaking News
---

Viral, Siswa SD Menyayat Lengan, Ini Kata Ahli

Dr.Dewi Prischa menanggapi fenomena siswa-siswi salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Situbondo, Jawa Timur, yang menyayat lengannya menggunakan benda tajam dengan alasan ikutan tren.

Foto ilustrasi : Siswa SD Menyayat Lengan

Menurut Dokter Ahli Jiwa ini, ada dua hal yang menjadi penyebab hingga anak usia sekolah dasar menyayat lengannya menggunakan benda tajam yang berbentuk pensil hingga berdarah dan meninggalkan bekas luka sayatan.

"Menurut saya ada dua alasan kenapa mereka sampai menyayat tangannya menggunakan benda tajam," ujarnya kepada RRI, Selasa (3/10/2023).

Dua hal yakni karena ikutan tren melalui sosial media yang saat ini menjadi kiblat para remaja kebanyakan. Dan yang kedua adalah mentalnya lemah sehingga tidak mampu menyelesaikan masalah dan melampiaskan dengan menyakiti dirinya sendiri.

"Anak-anak proses tumbuh kembang, mereka belajar melihat, meniru, belajar melakukan dari sekitarnya," ujarnya.

Katanya, anak-anak sekarang dikenal dengan generasi stroberi, yang mentalnya lemah sehingga tidak mampu menyelesaikan permasalahannya, dan cenderung mudah putus asa.

"Generasi stroberi itu secara mental lebih lemah dalam menghadapi masalah. Zaman instan ini yang mempengaruhi lemahnya mental mereka," bebernya.

Dr. Dewi Prischa mengaku, mayoritas pasien remaja yang ia tangani adalah mengalami depresi. Depresi yang berat membuat mereka putus asa, hampa, kehilangan harapan, bahkan ingin mengakhiri hidupnya.

"Kalau mereka menyayat lengannya karena ikuti tren, berarti mereka masuk alasan yang pertama. Karena usia anak itu kan memang cenderung meniru yang lagi tren," bebernya.

Tapi meskipun secara tren, lanjut Dr. Dewi Prischa, sebenarnya mereka itu punya masalah dengan mentalnya sehingga sangat mudah menyayat tangannya tanpa memikirkan risikonya.

"Kalau mereka bangga saat menyayat tangannya, itu tanda-tanda awal gangguan jiwa dan harus dilakukan pendekatan baik secara agama maupun keluarga," ujarnya.

Pendekatan yang harus dilakukan terlebih dahulu yakni dengan keluarganya. Karena kondisi dalam rumah tangga itu biasanya menjadi penyebab kegalauan mereka sehingga melakukan hal di luar nalar.

"Selain pendekatan, kalau memang terdeteksi mengalami gangguan jiwa, harus diobati, dibawa ke psikiater," tutupnya.

Diinformasikan , sebanyak 11 siswa-siswi kelas IV, V, dan VI di salah satu SDN di wilayah kota Situbondo, menyayat lengannya pada Kamis, 28 September 2023, dengan alasan meniru yang lagi tren di salah satu media sosial.(*)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan