Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta sektor keuangan memperkuat ketahanan sibernya.  Karena Sektor keuangan menjadi salah satu sektor yang paling rentan terhadap  serangan siber.

OJK Ingatkan Sektor Keuangan Rentan Terhadap Serangan Siber

"Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)  mencatat lebih dari 204 juta  serangan siber di Indonesia sejak Januari hingga Juni 2023. Sektor keuangan menempati peringkat ketiga yang paling banyak menerima serangan siber," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam acara The Finance Executive Forum 2023 di Jakarta, Selasa (14/11/2023).

Peringkat pertama sektor yang paling banyak terkena serangan siber adalah sektor administrasi pemerintahan. Sedangkan peringkat kedua terbanyak adalah sektor energi SDM.

Menurut Dian Ediana, serangan siber yang harus paling diwaspadai adalah serangan ransomware. Mengingat serangan ini meminta uang tebusan, yang akan berdampak kinerja maupun reputasi perusahaan di sektor keuangan.

"Yang berat kalau kita menghadapi serangan Ransomware, apakah kita akan menyerah pada tuntutan ransomware itu. Kalau kita lihat data di dunia, permintaan tebusannya makin meningkat, dulu sekitar 200an ribu dollar sekarang sampai 2 juta dollar," ujarnya.

Dalam acara yang sama, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata BSSN Edit Prima membenarkan rentannya sektor keuangan dari serangan siber.  Karenanya, sektor keuangan menjadi satu dari 8 sektor infrastruktur informasi vital yang menjadi prioritas keamanan siber.

"Berdasarkan pantauan BSSN dari Januari hingga November 2023, terjadi hampir sejuta serangan  ransomware. Dan dampaknya cukup signifikan  pada dunia usaha dan perekonomian," ujar Edit Prima.

Ia mengutip data dari Smallblitz Trend 2023, bahwa 1 dari 4 perusahaan yang terkena ransomware jadi bankrut. Dan 2 dari 4 perusahaan yang terkena ransomware reputasi perusahaannya menjadi buruk

Data BSSN menunjukkan, selain malware, serangan siber yang paling banyak terjadi adalah kebocoran data.  Indonesia saat ini bahkan menjadi negara ketiga di dunia yang paling rentan dengan serangan siber berupa kebocoran data.

"BSSN  terus melakukan pembinaan siber pada sektor keuangan. Saat ini rata-rata kematangan keamanan siber sektor perbankan berada di level IV yang artinya implementasinya terkelola," ucap Edit.

Namun BSSN juga mengingatkan aspek terlemah keamanan siber sektor keuangan,  yaitu aspek deteksi. Sehingga organisasi sektor keuangan masih harus meningkatkan efektivitas deteksi serangan siber.(*)