Breaking News
---

Kemenag Minta Masyarakat Tidak Terpecah Karena Perbedaan Dalam Pemilu 2024

Kementerian Agama (Kemenag) meminta masyarakat tidak terpecah-belah selama masa kampanye Pemilu 2024. Selain itu, tetap menjalin silaturahami antarmasyarakat meski ada perbedaan pilihan politik.

Harapan itu disampaikan Direktur Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, Senin (19/12/2023).

"Kita harus sama-sama memahami bahwa perbedaan itu suatu keniscayaan, ya. Di dalam agama Islam disampaikan bahwa Allah menciptakan manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan," kata Adib.

Selain itu, Allah juga menciptakan manusia dengan berbagai suku dan kafilah. Hal itu, kata dia, bertujuan untuk saling memahami dan mengenal satu dengan yang lain.

"Terlebih lagi dalam urusan politik hari ini, bahwa adanya perbedaan dalam urusan politik itu suatu keniscayaan," ujarnya.

Adib tidak menginginkan perbedaan politik dapat membuat bangsa Indonesia terpecah-belah. Selain itu, jangan sampai perbedaan politik membuat masyarakat terkotak-kotakkan.

"Justru kita harus tetap saling ta'aruf memahami satu dengan yang lain. Sebagaimana yang diajarkan di dalam Al-Qur'an," ucapnya.

Menurut Adib, sikap yang paling bijaksana dalam menghadapi perbedaan politik. Salah satunya dengan saling menghargai adanya perbedaan tersebut.

"Memang dalam alam demokrasi yang kita bangun di negeri ini, dibutuhkan sikap dewasa untuk menghadapi perbedaan," kata Adib.

Ia menekankan pentingnya sikap dewasa dalam alam demokrasi yang dibangun bangsa Indonesia. Terutama dalam menghadapi perbedaan politik.

"Kita boleh tetap kokoh dengan pendirian kita. Tetapi kita harus tetap menghargai orang yang berbeda pandangan dengan kita," ujarnya.

Adib meyakini pemilu merupakan cara terbaik dalm menentukan kepemimpinan. Yaitu denhgan pola demokratis dalam pemilu. "Insya Allah siapapun yang nanti akan terpilih, kita yakin itu adalah pilihan terbaik oleh bangsa kita ke depan," ucapnya.

Lebih lanjut, Adib mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menerima informasi dari media sosial. Karena terkadang informasi menjelang pemilu ini ada informasi hoaks.

"Kita sudah rasakan adanya ucapan-ucapan negatif atau yang disebut hate speech dan kabar hoaks. Tentu kita harus meningkatkan kewaspadaan, jangan sampai menimbulkan tajamnya friksi," ujarnya mengakhiri perbincangan.(*)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan