Terminal Induk Kota Bekasi mulai kedatangan warga dari luar daerah menjelang Natal dan tahun baru (Nataru). Mereka datang dari berbagai kota dan kabupaten di pulau Jawa.

Foto ilustrasi terminal mobil AKAP

Juminem, warga Bandung mengatakan, ia sengaja mengenakan bus dengan tujuan Terminal Bekasi lantaran lokasi terminal dekat dengan kediaman anaknya di Bekasi. Ia datang untuk keperluan merayakan Natal.

Menurutnya, hampir setiap ke Bekasi, ia selalu menjadikan Terminal Induk Kota Bekasi sebagai tujuan akhir keberangkatan. Bahkan saat ia harus kembali ke Bandung, ia akan mencari bus dari Terminal Bekasi.

"Saya dari Bandung ke Bekasi turun di Terminal Bekasi karena dekat dengan rumah anak saya di Bekasi. Saya ke sini karena memang mau natalan," kata dia, saat diwawancarai RRI, Selasa (19/12/2023).

Sejauh ini, ia mengaku nyaman mengenakan bus yang ditumpanginya. Baik saat berangkat dari Bandung ke Bekasi atau sebaliknya, saat berangkat dari Bekasi menuju Bandung.

"Busnya bagus, baik dari Bandung ke Bekasi atau dari Bekasi ke Bandung. Saya memang biasa pakai bus, berangkat ke Terminal Bekasi nanti pulangnya juga naik dari Terminal Bekasi," ujarnya mengakhiri. 

Dari pantauan di lapangan, belum terlihat adanya lonjakan penumpang di Terminal Induk Kota Bekasi. Terminal justru ramai dengan bus-bus dari berbagai jenis dan jurusan yang bersiap mengantar para penumpang menuju kampung halaman.

Sekadar informasi, berdasarkan data Terminal Induk Kota Bekasi, jumlah bus yang tersedia mencapai 289 armada. Adapun rinciannya, 124 bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), 53 bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), 62 bus dalam kota, serta 50 bus cadangan jika dibutuhkan. 

Sementara masyarakat diimbau tetap memakai maskerdan mencuci tangan saat berlibur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Hal ini disampaikan, Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama. 

“Masyarakat yang ingin berlibur terutama kelompok rentan pentingnya memakai masker dan selalu siapkan hand sanitizer. Hal ini dilakukan untuk mencegah dari penyakit menular pernapasan, pencernaan hingga polusi udara,” kata Ngabila Salama dalam keterangan tertulis, Selasa (19/12/2023). 

Yang dimaksud kelompok rentan, kata Ngabila, masyarakat yang berusia di atas 50 tahun dan yang belum melengkapi vaksinasi Covid-19. Terutama yang memiliki komorbid hipertensi, diabetes, stroke, penyakit jantung, gagal ginjal, kronis, kanker, TBC, HIV, dan gangguan imunitas lainnya.

“Liburan akan semakin aman jika sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. Apalagi, pada fase endemi ini kesehatan sudah menjadi tanggung jawab masing-masing,” ucap Ngabila. 

Sebelumnya, kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta dalam sepekan tercatat 200 kasus per hari. Hal ini disampaikan, Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama. 

"Hampir 90 persen kasus positif COVID-19 di Jakarta adalah orang tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan. Isolasi mandiri 3 hingga 5 hari di rumah akan sembuh,” kata Ngabila. (*)