Breaking News
---

Waspadai Dampak Kanker Esofagus Bahaya dari Tren Makan Tahu Panas

Ramai tren di kalangan pengguna media sosial Tiktok makan tahu goreng dengan suhu panas atau dalam keadaan baru matang dari penggorengan. Kemudian tahu dimakan dengan cara dibubuhi bubuk cabai yang pedas.

Waspadai Dampak Kanker Esofagus Bahaya dari Tren Makan Tahu Panas

Bagi beberapa orang, tantangan tren ini sangat menggiurkan. Namun, makan makanan dengan suhu tinggi beresiko masalah kesehatan, salah satunya kanker.

Melansir pada situs resmi Adi Husana Cancer Center, berdasarkan studi yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer pada tahun 2019 lalu di Iran menjelaskan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang sangat panas dapat meningkatkan risiko terkena kanker esofagus hingga sebesar 90 persen.

Studi ini menguatkan temuan WHO sebelumnya pada tahun 2016 yang juga mengatakan bahwa makanan dan minuman dengan suhu 60 derajat Celcius atau lebih mengandung karsinogen yang meningkatkan risiko kanker esofagus.

Kanker esofagus sendiri terjadi ketika muncul pertumbuhan sel yang tidak wajar pada area esofagus (kerongkongan). Hingga saat ini penyebab pastinya kanker esofagus masih belum bisa diketahui, namun ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan potensi terkena kanker ini selain kebiasaan konsumsi makanan dan minuman dalam suhu panas yaitu kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, ada kelainan di esofagus seperti Barret’s esophagus, obesitas, kekurangan serat atau pernah melakukan radioterapi khususnya di bagian leher.

Terkait dengan bubuk cabai yang dibubuhkan pada tahu panas, dijelaskan dalam laman University Hospitals bahwa zat kapsaisin yang merupakan senyawa kimia dalam cabai akan menghasilkan rasa “panas” saat memakannya. Kemudian, suhu tubuh akan meningkat dan tubuh akan berusaha membuang kapsaisin dengan meningkatkan produksi lendir, air mata, dan air liur, yang mengakibatkan hidung meler, mata berair, dan bahkan peningkatan air liur.

Mengurangi kebiasaan makan makanan terlalu panas dapat meminimalisir resiko-resiko yang ada, salah satunya kanker esofagus.(*)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan