Breaking News
---

Arti Warna Merah Bagi Etnis Tionghoa saat Imlek

Setiap tahun umat Konghucu merayakan Tahun Baru Imlek yang dirayakan berdasarkan penanggalan China. Perayaan Tahun Baru Imlek biasanya dimeriahkan dengan berbagai macam tradisi, atribut dan makanan khas Imlek. 

Foto ilustrasi

Salah satu warna khas yang identik dengan perayaan Imlek adalah warna merah. Atribut Imlek berwarna merah yang digunakan biasanya seperti pakaian, hiasan lampu, lampion kertas, Barongsai hingga Ang Pao. 

Melansir South China Morning Post (SCMP), menurut budaya dan kepercayaan masyarakat Tionghoa, arti warna merah melambangkan keberuntungan. Juga kebahagiaan, serta kelimpahan. 

Ini menurut penelitian yang dilakukan oleh Sigit Satrio Pribadi berjudul "Pengaruh Warna terhadap Kebudayaan Bagi Masyarakat Tionghoa," Universitas Sebelas Maret tahun 2010. Ia menjelaskan warna merah membawa sesuatu yang bersifat religius, suci, berani, perlu perhatian atau mendapatkan perhatian lebih. 

Warna merah dapat menarik perhatian seseorang dan mengambil keputusan yang cepat serta meningkatkan harapan. Biasanya warna merah identik dilambangkan dengan api, panas, darah, gairah, cinta, kekuasaan, kehangatan, dan kesenangan. 

Dalam budaya Etnis Tionghoa, warna merah juga menjadi lambang kemakmuran. Warna ini dianggap sebagai warna penghargaan tertinggi.

Merah selalu hadir dalam berbagai upacara dan perayaaan. Seperti pernikahan, tahun baru Imlek, hingga upacara kematian. 

Sebagai negara dengan kepercayaan dan budaya yang majemuk, penting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk saling menghargai budaya dari suku, etnis, ras, dan agama lain. Salah satunya adalah perayaan Imlek yang dirayakan oleh kaum Tionghoa. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis Imlek memiliki arti yaitu tahun baru Cina. Dalam bahasa Tiongkok, Im memiliki arti “bulan”, sedangkan Lek artinya “penanggalan”. 

Di lansir dari Laman China Highlights, Imlek atau tahun baru China mengalami perubahan tanggal di setiap tahunnya. Perubahan ini didasarkan dari perhitungan pada kalender bulan China. 

Tahun baru imlek 2024 dirayakan pada tanggal 10 Februari. Perayaan Imlek, atau Tahun Baru China, bukan hanya sekadar pergantian tahun dalam kalender Tionghoa. 

Lebih dari itu, ada dua elemen penting yang turut mewarnai perayaan ini, yaitu angpao dan feng shui. Kedua unsur ini memiliki makna simbolis yang mendalam dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam merayakan Imlek. 

Angpao, atau amplop merah berisi uang, bukan hanya sekadar hadiah dalam perayaan Imlek. Angpao memiliki makna yang kaya dalam budaya Tionghoa. 

Angpao menjadi simbol perlindungan terhadap kejahatan dan sarana untuk membawa keberuntungan. Dalam budaya Tionghoa, memberikan angpao memiliki arti lebih dari sekadar memberikan uang. 

Angpao melambangkan kemurahan hati, rasa hormat, dan harapan kebahagiaan. Angpao diberikan oleh orang dewasa kepada anak-anak atau anggota keluarga yang lebih muda.

Ini diberikan sebagai bentuk berkat dan doa agar mereka tumbuh dengan baik serta mendapatkan keberuntungan sepanjang tahun. Momen pemberian angpao juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antar anggota keluarga.

Feng Shui, yang berarti "angin" dan "air" dalam bahasa Tionghoa, merupakan seni mendesain ruang untuk menciptakan keseimbangan energi yang baik. Konsep ini berkembang menjadi ilmu diyakini dapat membawa keberuntungan, kesejahteraan, dan kebahagiaan. 

Dalam perayaan Imlek, penerapan feng shui seringkali dilakukan. Tentunya untuk menciptakan atmosfer yang mendukung kebahagiaan dan keberuntungan sepanjang tahun baru.

Istilah-istilah dalam feng shui, seperti yin dan yang, serta lima elemen (kayu, api, tanah, logam, dan air), menjadi dasar dalam mendesain ruangan. Dalam konteks perayaan Imlek, feng shui dapat diaplikasikan pada hiasan Imlek dan dekorasi rumah. 

Pemilihan warna, tata letak, dan elemen dekoratif diharmoniskan. Pemilihan sengaja dilakukan untuk menciptakan aliran energi positif yang diyakini dapat membawa keberuntungan.(*)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan