Breaking News
---

Memaknai Nyepi, Momen Spritual Penting bagi Umat Hindu

Hari raya Nyepi merupakan momen spiritual penting bagi umat Hindu berdasarkan pada kalender Saka. Perihal ini, merupakan sistem penanggalan merujuk pada peredaran bulan dan matahari sehingga dikenal juga sebagai kalender luni-solar. 

Kalender Saka awalnya digunakan umat Hindu di India dan kemudian diadopsi oleh umat Hindu Indonesia. Karena itu, dirayakan pada setiap pergantian tahun Saka sehingga tahun 2024 ini perayaan Nyepi jatuh pada, Senin (11/3/2024). 

Berbeda dengan perayaan tahun baru pada umumnya yang jatuh pada bulan pertama, Nyepi justru jatuh pada bulan kedasa atau bulan kesepuluh. Yaitu sehari setelah bulan baru kesembilan yang biasanya dirayakan pada bulan Maret atau April di kalender Masehi. 

Hari pertama ini dipercayai umat Hindu sebagai hari bersih untuk memulai lembaran hidup baru di awal tahun Saka. Sebelum puncak perayaan Nyepi, serangkaian tradisi upacara dilakukan umat Hindu seperti upacara Melasti, upacara Pengrupukan (Tawur Kesanga/Tawur Agung).

Perayaan hari Nyepi bagi umat Hindu lebih dari sekedar pergantian tahun karena memiliki makna filosofis dan spiritual mendalam. Kata 'Nyepi' berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna sepi atau hening.

Umat Hindu dilarang melakukan aktivitas apa pun selama perayaan Nyepi kecuali dalam kondisi darurat. Tujuannya, agar menciptakan suasana yang sepi jauh dari hiruk pikuk kehidupan. 

Perayaan ini mengajarkan tentang kesucian, introspeksi, dan hubungan harmonis antara manusia dengan alam semesta. Umat Hindu percaya pada momen ini alam semesta sedang beristirahat dan manusia harus menghormatinya. 

Penghormatan dilakukan dalam kurun waktu 24 jam dengan prinsip Catur Brata Penyepian atau empat larangan yang dijalankan selama Nyepi. Dilansir dari berbagai sumber arangan-larangan tersebut yaitu:

-Amati geni yaitu tidak menyalakan api atau lampu. Kemudian tidak boleh mengumbar atau mengobarkan hawa nafsu.

-Amati karya atau tidak melakukan pekerjaan atau kegiatan fisik apapun. Melainkan tekun melakukan penyucian rohani.

-Amati lelungan yaitu tidak bepergian keluar rumah atau kemana-mana. Melainkan senantiasa mawas diri di rumah dan melakukan pemusatan pikiran ke hadapan Tuhan.

-Amati lelanguan atau tidak bersenang-senang, tidak mengadakan hiburan atau rekreasi. Termasuk tidak makan dan tidak minum.

Selama Nyepi umat Hindu juga menyucikan diri dan melakukan refleksi diri dengan sembahyang dan meditasi. Hal tersebut dilaksanaka sambil merenungkan diri atas segala perbuatan di masa lalu.(*)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan