Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang mulai melakukan orientasi kepada kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) serentak di 30 kecamatan. Sebanyak 5.637 orang kader TPK saat ini sedang dalam program pelatihan untuk membantu Pemerintah Kabupaten Karawang mensukseskan program percepatan penurunan stunting. 
Foto : Kader TPK serentak di latih program penurunan stunting yang di fasilitasi DPPKB Karawang
Foto : Kader TPK serentak di latih program penurunan stunting yang di fasilitasi DPPKB Karawang


Kepala DPPKB Karawang Sofiah mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada para kader TPK terkait tata cara memberikan pendampingan kepada empat sasaran program penurunan stunting. Diantaranya ibu hamil, calon pengantin, ibu bersalin dan keluarga yang memiliki bayi usia dua tahun (baduta).

Sofiah menjelaskan, TPK ini terdiri dari tiga unsur, yaitu bidan atau tenaga kesehatan, PKK, dan kader Keluarga Berencana (KB) di tiap desa. Tim ini akan bekerja dibawah koordinasi Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) yang tersebar di seluruh wilayah Karawang.

"Orientasi ini penting dilakukan untuk memberikan penyegaran kepada kader lama, dan memberikan pengetahuan kepada kader TPK yang baru. Apa lagi, tahun ini sebagian besar kader TPK Karawang kebanyakan baru," ungkap Sofiah, Minggu, (17/3).

Untuk program penurunan stunting , BKKBN menggelontorkan anggaran sebesar Rp 11,8 milyar untuk operasional kader TPK sepanjang tahun 2024. Anggaran tersebut digunakan untuk honor penyuluhan sebesar Rp 6,2 milyar dan pembiayaan pulsa kader TPK sebesar Rp 5,6 milyar. 

Masing-masing kader TPK nantinya akan menerima upah Rp 100.000/ bulan dan pulsa sebesar Rp 100.000/bulan untuk operasional mereka melakukan pelaporan melalui dua aplikasi BKKBN yaitu New Siga dan Elsimil. 
"Dan sebagai bahan evakuasi sekaligus keseriusan pemerintah dalam program penurunan stunting, kader TPK tahun ini tidak diizinkan merangkap sebagai kader lain. Artinya mereka harus fokus melakukan pekerjaan TPK dengan harapan hasilnya jadi lebih maksimal," tegasnya. 

Sementara, Kepala Bidang Pembangunan dan Pemberdayaan Keluarga Edi Zulkarnaen menambahkan, ada sejumlah hal yang berbeda dari program TPK di tahun 2024 ini. Seperti, kader yang direkrut dan dilatih merupakan orang-orang khusus yang tidak memiliki kesibukan di bidang lain selain kesehatan dan stunting. 

Selain itu, tahun ini DPPKB Karawang juga melibatkan penyuluh agama pada KUA di setiap kecamatan sebagai TPK guna melakukan upaya pencegahan kepada calon pengantin. "Kader TPK tahun ini juga harus rajin melaporkan hasil kegiatannya melalui aplikasi BKKBN. Dan pada Orientasi ini kami sudah melatih mereka menggunakan dua aplikasi tersebut (New Siga dan Elsimil)," kata Edi Zul. 

Edi mengakui, di era perubahan ini ada banyak tantangan yang dihadapi pada program penurunan stunting. Selain mayoritas kader TPK tahun ini baru, hadirnya dua aplikasi yang wajib digunakan kader juga menjadi pekerjaan tambahan bagi dinas untuk memastikan program ini berjalan sesuai rencana. 

"Tantangannya mungkin bagiamana cara kami memastikan proses pelaporan para kader berjalan sesuai dengan alur yang benar. Tapi disisi lain, kami memiliki tambahan tenaga dengan melibatkan penyuluh agama di lapangan," tandasnya. 

Edi berharap, melalui program percepatan penurunan stunting khususnya TPK, angka stunting di Kabupaten Karawang bisa turun sesuai target. Yaitu menjadi satu digit di akhir tahun 2024 ini. "Sesuai instruksi Pak Bupati, kita ingin stunting di Karawang menjadi satu digit di tahun ini," kata Edi. 

"Perlu di ingat, stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja. Tapi tanggung jawab kita semua, termasuk masyarakat, swasta, akademisi, juga media. Mari bersama-sama kita entaskan stunting di Karawang," pungkasnya. (Rd)