Keyakinan bahwa ulat gigi bisa menyebabkan gigi berlubang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Ulat gigi diyakini bersarang di dalam rongga mulut, terutama gigi dan gusi. Beberapa orang juga percaya bahwa ulat ini dapat tumbuh dan berkembang di dalam mulut serta menimbulkan masalah kesehatan, seperti gigi berlubang dan sakit gigi.

Foto ilustrasi ulat gigi

Kepercayaan terkait keberadaan ulat gigi didasari oleh beberapa alasan. Misalnya, di beberapa negara Asia dan Afrika, ditemukan air minum yang terkontaminasi cacing guinea (Dracunculus medinensis). Cacing inilah yang dipercaya dapat berkembang biak di mulut dan menggerogoti gigi.

Di abad pertengahan, orang-orang di Inggris mengatasi gigi berlubang atau sakit gigi dengan cara menghirup biji henbane yang dibakar. Abu dari pembakaran biji ini tampak seperti ulat, sehingga dianggap ada ulat yang mati karena pembakaran tersebut. Biji henbane juga memiliki efek pereda nyeri yang makin mendukung keberadaan ulat gigi.

Tak hanya itu, sejarah juga pernah mencatat bahwa struktur jaringan gigi yang berongga adalah tempat ideal bagi ulat untuk bersarang, dilansir dari Alodokter.

Namun faktanya, keberadaan ulat gigi hanyalah mitos belaka. Gigi manusia memiliki lingkungan yang tidak cocok bagi ulat untuk bertahan hidup. Tak hanya itu, kondisi asam dalam sistem pencernaan manusia juga bisa menjadi hambatan bagi kelangsungan hidup ulat.

Keterbatasan pengetahuan dan teknologi pada masa itu memicu persepsi keliru terhadap kondisi kesehatan gigi. Tak jarang kekeliruan tersebut justru memicu mitos yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi.

Kesimpulannya, ulat gigi tidak ada dan bukan ulat ini pula yang menjadi penyebab gigi berlubang. Pengikisan enamel yang diakibatkan oleh berbagai kebiasaan di atas yang memicu terbentuknya gigi berlubang.

Guna mencegah terbentuknya gigi berlubang, gosok gigi setidaknya 2 kali sehari. Agar lebih maksimal, bersihkan sisa makanan yang menempel di gigi menggunakan benang gigi. Tak hanya itu, Anda juga dianjurkan melakukan pemeriksaan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk memastikan kesehatan gigi dan mulut.(*)