Setiap manusia harus memiliki tuntunan atau pedoman hidup agar manusia memiliki acuan yang menjadikan Hidupnya terarah dan sesuai tujuan. Apa tujuan hidup manusia?
Foto ilustrasi : Al Qur'an dan cahaya
 
Mendapat ridho Sang Penciptanya yaitu Allah SWT, maka manusia harus menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Darimana kita tahu mana yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan? Yaitu  dari tuntunan atau pedoman hidup yang dimiliki.
 
Pedoman hidup itu Al-Qur'an, Karena di dalam Al-Qur'an bukan hanya berisi cerita-cerita jaman terdahulu tapi juga berisi banyak aturan hidup yang harus dikerjakan dan juga yang tidK boleh dikerjakan, demi mencapai ridhonya Allah SWT. 

Pada peringatan Nuzulul Qur'an yang diselenggarakan Rabu malam, 27 Maret 202 oleh Pemkab Purwakarta dan Kemenag Kabupaten Purwakarta yang dilaksanakan di Tajug Gede Cilodong yang memberi kesempatan kepada Pj Bupati Purwakarta Benni Irwan untuk memberi sambutan, dan beliau menyampaikan bahwa Peringatan Nuzulul Quran bukan hanya kegiatan ceremonial, namun ada dua hal yang perlu diperhatikan.

Pertama sudahkah kita membaca dan menghafal Al-Qur'an, serta yang kedua menjadikan Al-Qur'an sebagai tuntunan hidup sepanjang masa. (sinarjabar.com, kamis 28/3/2024).

Dalam bulan suci ramadhan ini, ada hari dimana Al-Qur'an diturunkan serta menjadi petunjuk atau tuntunan hidup manusia yaitu tepatnya pada 17 Ramadhan yang kita kenal dengan Nuzulul Qur'an. 

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil) ". (TQS. Al Baqarah Ayat 185).

Memang sudah seharusnya Al-Qur'an menjadi tuntunan atau pedoman hidup manusia yang harus di amalkan melalui perbuatan kita karena Al-Qur'an adalah sumber kehidupan.

Al-Qur'an kitab suci Umat Islam, salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW yang Allah SWT turunkan melalui perantara Malaikat Jibril sebagai petunjuk manusia dan pelengkap dari kitab-kitab sebelumnya.

 Maka bacalah, kajilah, dan tentunya kita terapkan dalam kehidupan kita sebagai benteng dan pengingat diri.

 “Katakanlah (Muhammad), “Barang siapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.” (TQS. Al-Baqarah Ayat 97).

Al-Qur'an bukan hanya untuk menjadi ceremonial pada saat Nuzulul Qur'an itu tiba, bukan hanya untuk dibaca dan dihafalkan saja tapi dikaji dan diamalkan dalam kehidupan dan perilaku kita. 

Apa sih yang dimaksud Al-Qur'an harus diamalkan dalam kehidupan dan perilaku kita?
 
Di sini, kita sering sekali keliru memaknainya karena konteks yang kita amalkan selama ini hanya sebatas ibadah kepada Allah SWT (HABLU MINALLAH) saja.

Mengamalkan Al-Qur'an tidak cukup hanya membaca, menghafal dan mengkajinya saja, tapi tidak benar-benar kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak kita wujudkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari, misalnya seperti:

1. Bagaimana kita bermu'amalah dalam jual-beli

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu” (TQS An Nisa Ayat 29).

2. Bagaimana kita dalam bertetangga

"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri". (TQS. An-Nisa Ayat 36) 

3. Bagaimana kita benar-benar mengerjakan yang wajib/halal dan meninggalkan yang haram

"Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, "Kami mendengar, dan kami taat." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa taat kepada Allah dan rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan."(TQS. An-Nur Ayat 51-52).

Selain itu, kita juga harus mendakwahkan isi Al-Qur'an seperti kepada teman kita, kepada kerabat, tetangga dan lain sebagainya karena  dalam Hadits dikatakan:

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

Dalam hadits ini Rasulullah yaitu Nabi Muhammad SAW, memerintahkan kita umat manusia untuk menyampaikan apa yang Rasulullah telah sampaikan dan juga Rasulullah memerintahkan menyampaikan apa yang telah kita ketahui dari ayat-ayat Al Qur'an walaupun hanya satu ayat. 

Pada zaman sekarang ini, zaman serba teknologi, betul-betul mengharuskan kita untuk lebih membentengi diri dengan Al-Qur'an, lebih ketat lagi karena dengan teknologi mempermudah urusan manusia termasuk mempermudah pula manusia melakukan ke khilafan contohnya seperti merebaknya pinjol (pinjaman online) dimana-dimana, akses jual-beli yang mengarah Riba dan lain-lain.

Semua ini karena sistem pemerintahan kapitalis yang hanya mengandalkan materi keuntungan semata tanpa melihat ke madhorotan, halal-haram dan aturan Islam didalamnya. 

"Dan jangan kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan. Dan janganlah kamu menyembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya,” (TQS. Al-Baqarah Ayat 42).

Lain halnya dengan sistem Islam yang jelas-jelas memakai Al-Qur'an sebagai tuntunan atau pedoman dan aturan-aturan dari Al-Qur'an. Yang tentunya isinya adalah kalamullah datangnya dari Allah SWT. Sudah dipastikan, tidak ada keraguannya karena benar dari Allah SWT. 

"Turunnya Al-Qur’an yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan semesta alam” (TQS. As Sajdah Ayat 2).

Marilah kita semua bentengi diri dengan terus menjadikan Al-Qur'an sebagai tuntunan atau pedoman hidup secara real (nyata) dan kita wujudkan nilai-nilai Al-Qur'an dalam kehidupan dan perilaku kita baik Hablu Minallah, Hablu minannaf maupun Hablu Minannas. Wallahu'alam.

Oleh: Nurpiani, S. Kom 
(Pengajar di Karawang)