Halal Bi Halal kemuslimahan DKM Al Ikhlas PT. ChangShin Indonesia (CSI) untuk menghidupkan kembali semangat Ramadhan di bulan Syawal (23/4/24).

Foto : DKM Al Ikhlas PT. ChangShin Indonesia Gelar Halal Bi Halal

Bicara bulan Syawal berarti, bicara tentang peningkatan ibadah. Sebagaimana sebelum Syawal kita dihadapkan dengan Ramadhan.  Karena ketika Ramadhan, begitu banyak orang yang berlomba dalam kebaikan. 

Jika kita muhasabah kembali, saat Ramadhan, amat banyak umat muslim, berlari untuk meraih pahala. Bagaimana kita tidak berlomba? Sedangkan nilai amalan sunnah, pahalanya sebanding dengan, ganjaran pahala aktivitas ibadah wajib. Maka wajar, bulan ramadhan dijadikan sebagai ajang Olimpiade ahli taqwa, atau bulan mulia dengan berlipat ganda pahala. 

Pada saat Ramadhan, satu bulan penuh kita dididik bukan diuji, kita memilih bukan dipaksa. Artinya, Ramadhan tersebut dapat mendidik kita, walaupun ada yang terlahir dari keluarga sultan, kaya raya, memiliki jabatan tinggi, tapi semua umat muslim diwajibkan untuk berpuasa. Bahkan, tidak ada istilah, tanpa terkecuali orang kaya tidak melaksanakan puasa Ramadhan.

Dibulan Ramadhan semua umat muslim sama, dididik untuk melaksanakan ibadah puasa. Sebagaiman Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ 

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
(TQS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)

Kemudian, bulan Ramadhan itu sendiri, mengajarkan kita untuk memilih, tentang apa-apa dalam segala aktifitas yang kita kerjakan, baik termasuk wajib, sunnah, mubah, makruh maupun haram, ke lima hukum syara itu, menuntun kita dalam melakukan perbuatan, baik itu perintah-Nya ataupun larangan-Nya yang harus kita patuhi. 

Semisal kewajiban tentang menuntut ilmu, menghadiri Majelis-Majelis dzikir (kajian Islam), yang namanya wajib maka kita harus menjalankan, jika kita langgar maka dosa hukumnya, dari hal itulah kita yang menentukan untuk memilihnya.

Sehingga tidak kerasa sudah dibulan Syawal lagi saja. Sedih rasanya, padahal masih pingin bersama dengan Ramadhan, rasanya tidak mau berpisah dengan Ramadhan.

Apakah ada yang ngerasa seperti itu? Sebagian kita mungkin iya. Soalnya tiba-tiba sudah hari Senin, padahal masih ingin hari Minggu. Atau tiba-tiba uang didompet tinggal selembar, padahal merasakannya baru kemarin gajian. Kalau sudah seperti itu suka nyesel, terus baru bertanya, emang sudah dipakai buat apa saja, ya? 

Padahal setiap manusia itu dikasih waktu yang sama. Selama 24 jam, ada yang bisa menghasilkan karya, ada juga yang tidak dapat apa-apa, bahkan sampai menyia-nyiakan yang lain juga. Kita termasuk kategori yang mana? 

Sepertinya rugi sekali, kalau tidak mendapatkan apa-apa.
Sebenarnya, waktu tidak berjalan lebih cepat, ia berjalan dengan konsisten selama 24 jam. Terkadang, kitalah yang terlalu lambat.

Sebagaiman Allah SWT telah memberikan karunia kepada setiap hamba, baik itu tenaga, hati maupun pikiran, supaya fasilitas itu semua dimanfaatkan sebaik mungkin. 

Tertanggal 19 April 2024, tepatnya hari jum'at, Kemuslimahan DKM Al Ikhlas PT. CSI yang beralamat di Jl. Dusun Gintungkolot Gintungkerta, Kec. Klari,  Karawang. Sebagian karyawati tidak mau menyia-nyiakan waktu yang telah Allah SWT berikan. Kemudian, para karyawati dari berbagai Departemen dan Office, sangat antusias menghadiri kajian rutin yang diadakan oleh Kemuslimahan DKM Al Ikhlas PT. CSI (Chang Shin Indonesia).

Diantaranya ada Departemen Plant A sampai Plant H, Departemen Bottom, Departemen Material dan dari Office. Sebagaiman agenda rutin itu, dimulai pada pukul 12.15 - 12.50 WIB, tempatnya di Aula Garuda Room. 

Selain mengadakan Liqo syawal, kemuslimaah CSI juga melaksanakan halal bi halal, dengan dihadiri oleh 40 karyawati, dari berbagai Departement. 

Kajian liqo syawal itu dipandu dengan Erna sebagai MC, beliau termasuk tim Kemuslimahan CSI yang  memberikan agenda kajian rutin, setiap pekan pada hari jumat. 

Agar, mendapat keberkaahan waktu, lalu disambung kepada tilawah, yang dilantunkan oleh Ariza, dengan membacakan surat  Al-Hadid ayat 1 sampai 9 secara khidmat.

Kemudian, yang dinanti-nanti, masuk kepada materi kajian, bersama Ustadzah Nurjanah, dengan tema "Self Improvement di Bulan Syawal". Point materi yang disampaikan beliau, sangat memotivasi kita dalam meningkatkan ibadah.

Lalu Ustadzah Nurjanah menyampaikan materi "Akankah diantara kita setelah Ramadhan berlalu, kebiasaan Amal sholeh Ramadhan pun ikut berlalu? "

Sebagaiman kita membutuhkan dan mengharapkan rahmat Allah SWT di bulan ramadhan. Bukankah kita juga tetap membutuhkan dan mengharapkan rahmat-Nya di bulan-bulan lainnya?

Ramadhan telah pergi, kini kita semua sedang berada dibulan Syawal, artinya kita harus menghidupkan kembali semangat ramadhan di bulan syawal, dan itu sangat penting. Jelas Ustadzah.

Oleh karenanya, barangsiapa yang melakukan kebaikan lantas diikuti kebaikan selanjutnya, maka itu tanda amalan kebaikan yang pertama diterima.

Sedangkan yang melakukan kebaikan lantas setelahnya malah ada kejelekan, maka itu tanda tertolaknya kebaikan tersebut dan tanda tidak diterimanya." (Lathaif Al-Ma'arif, hlm 338)

Amalan-amalan ketaatan yang kita kerjakan di bulan Ramadhan, kadangkala terhenti setelah Ramadhan itu berakhir. Amalan-amalan tersebut bagaikan moment musiman saja, karena baru muncul dan laris manis di bulan Ramadhan, namun setelah Ramadhan berakhir akan lenyap begitu saja.

Padahal amalan yang paling baik dan dicintai Allah adalah kontinu (Rutin), walaupun sedikit. Maka kita hidupkan kembali semangat Ramadhan hingga 11 bulan mendatang.

Ustadzah Nurjanah mengingatkan kembali, dalam materi kajian disampaikan kepada jamaa'ah. Sejatinya, kematian itu adalah misteri, kita tidak tahu usia manusia sampai kapan?! Satu jam kedepan saja, kitapun tidak tahu apa yang akan terjadi dan sudah Allah SWT rencanakan, tua muda tidak jaminan, ataupun sakit sehat juga tidak jaminan, bahwa kematian itu hanya Allah SWT yang tahu. 

Jadi, selagi kita masih diberikan kesempatan dalam beribadah, maka kerjakanlah dengan maksimal. Mungkin ujian yang Allah berikan kepada kita saat ini  sangat berat. Ditambah lagi dengan himpitan ekonomi saat ini, untuk membeli kebutuhan pokok saja sudah pusing. Bagaimana mau fokus ibadah atau meningkatkan semangat ibadah. 

Kemudian, pemateri kajian memberikan tips semangat ibadah kepada jamaa'ah. "Kita bersyukur, karena Allah SWT masih menguatkan bahu kita semua. Walaupun disela aktivitas mubah harus berkerja, setidaknya kita bisa meringankan untuk membeli kebutuhan pokok dari pendapatan yang kita peroleh. Tinggal bagaimana kita bisa memanage keuangan yang kita dapatkan itu untuk memenuhi kebutuhan. 

Sedekah terdekat kepada keluarga, itu sangat dianjurkan, jadi tidak akan sia-sia jerih payah kita ketika berkerja, setidaknya bisa menanggulangi himpitan ekonomi. 

Semisal rajin menghadiri kajian, berkumpul dengan orang-orang shalih, mendengarkan ceramah via online, serta membaca buku islam, itu semua dapat membantu kita dalam meningkatkan ibadah. 

Seperti fakta ditengah-tengah kita saat ini, adanya fenomena nyapu uang dijalan. Aksi mengambil uang sedekah menggunakan sapu, merupakan tradisi tahunan warga pantura setiap musim lebaran.

Padahal aktivitas tersebut, dapat membahayakan keselamatan pengguna jalan, terutama saat arus mudik lebaran. Meskipun sudah dilarang, masih terlihat ramai melakukan aksi, mulai dari anak kecil hingga orang tua yang melakukan aksi tersebut. Demi sesuap nasi mereka rela melakukan, walaupun antara bertaruh nyawa dan cari cuan. Ucap Ustadzah Nurjanah.

Inilah potret nyata kemiskinan diindonesia, kesejahteraan hanya dirasakan oleh segelintir orang. ketimpangan ekonomi tidak mampu terhindarkan. 

Kajian pada hari itu, disambung oleh pemateri kajian, dengan sesi penutupan dipandu oleh untadzah Nurjanah dengan membacakan istighfar 3x, hamdalah dan do'a kafaratul majelis. 

Setelah kajian berlangsung selesai, tim Kemuslimahan menggaet jamaa'ah dengan wawancara, untuk memberikan kesan, selama ia mengikuti agenda rutin kajian setiap pekannya. 

Ucapan kesan itu disampaikan oleh Nia salah satu karyawati di PT CSI, beliau mengatakan: "saya senang bisa gabung untuk mengikuti kajian rutin dihari jumat, ketika teman kerja menggunakan waktu istirahatnya dengan makan-makan, ngerujak, bahkan tidur siang, namun ambisi saya tetap semangat agar bisa menghadiri kajian itu. 

Walaupun Departement kerja saya paling ujung dan cukup jauh, saya tetap pergi ke acara kajian tersebut, kadang cuaca yang sangat terik siang hari bahkan hujan deras kala itu, semangat saya untuk menuntut ilmu lebih besar daripada memilih aktivitas mubah lainnya. 

Harapannya kepada teman-teman walaupun berbeda gedung, mari kita sama-sama untuk menghadiri majelis ilmu yang tidak semua tempat kerja memfasilitasinya. 

Bersyukur kepada perusahaan yang sudah memfasilitasi ruangan untuk kami yang membutuhkan ilmu agama secara gratis. Semoga kemuslimahan DKM Al Ikhlas PT CSI bisa istiqomah dan terus mengadakan kajian rutin. Agar kami para pekerja selain menghasilkan produk yang berkualitas, kami juga mendapatkan ilmu agama sebagai bekal kehidupan dimasa depan" Ucap Nia.

Walahu'alambisshoab.

Oleh: Melinda Harumsah, S.E (Penulis, Tim Kemuslimahan DKM Al Ikhlas PT. CSI)