Partai Golkar sudah mulai membuka penjaringan bagi Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Garut untuk periode 2024-2029.

Ketua KONI Kabupaten Garut Abdusy Sakur Amin, salah seorang dari sekian banyak tokoh masyarakat Garut yang mendaftar sebagai calon bupati Garut.

Ketua KONI Garut Abdusy Sakur Amin saat mendaftar penjaringan Calon Bupati Garut (Foto : Istimewa)

"Alhamdulillah saya merasa bahagia dan bangga disambut oleh tim penjaringan lengkap, ini apresiasi buat saya dan saya menjadi lebih semangat lagi," katanya, di Garut, Selasa (2/4/2024).

Ia mengatakan, sebagai bagian dari Partai Golkar, maka dirinya harus taat dan patuh terhadap apapun peraturan dan keputusan partai.

Ia menyampaikan, Golkar ini pemenang Pemilu tahun 2024 di Garut, tapi untuk mencalonkan bupati atau calon wakil bupati minimal butuh 10 kursi. Sementara saat ini Golkar hanya 8 kursi, maka harus melakukan komunikasi dengan partai lainnya.

"Bagi saya sendiri tidak boleh terlalu khawatir, dan saya yakin dan percaya saya bisa komunikasi, tapi secara kelembagaan. Bagi saya tidak masalah, saya cukup percaya diri, saya yakin dan saya akan bersungguh sungguh mengikuti prosedur, sehingga hasilnya akan sesuai harapan," ujarnya.

Ia menegaskan, dirinya serius ingin mencalonkan diri sebagai bupati dari Partai Golkar. Karenanya ia akan berupaya maksimal menjalankan komunikasi dengan siapapun untuk koalisi dengan arahan dari Partai Golkar.

Ia menyampaikan, alasan memilih Partai Golkar sebagai untuk memuluskan jalan menuju kursi Garut 1 atau Garut 2, karena Golkar sebagai pemenang Pileg. Selain itu, menurutnya Golkar memiliki mekanisme yang baik dalam memberikan pendidikan politik.

"Menurut saya, Golkar ini partai yang tidak eksklusif, tidak mentang mentang sebagai pemenang Pemilu, lalu menutup diri terhadap potensi yang ada di luar, ternyata tidak. Golkar tetap terbuka dan setelah saya pelajari 80 persen prosedurnya terbuka," tuturnya.

Ditambahkannya, Golkar juga melakukan survei oleh lembaga independen yang ditentukan oleh partai. Bahkan survei yang dilakukan tidak hanya satu kali, sehingga kekuatan dan kelemahan para calon bisa dievaluasi dengan akurat.

"Menurut saya ini keren karena ini fair hasilnya realistis. Kalau misalnya hasil survei saya itu tidak sesuai harapan, ya saya harus tahu diri, saya atau kontestan lainnya akan tetap mendukung Golkar," ujarnya.(*)