Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi membeberkan penyebab pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Cibodas dan Kampung Panyindangan, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Kamis (25/4/2024).

Pergerakan Tanah di Kampung Cibodas dan Kampung Panyindangan, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta (Foto: Doc BPBD Purwakarta

Fungsional Penyelidik Bumi PVMBG Badan Geologi, Oktory Prambada mengatakan, perubahan kelerengan dari landai langsung curam – terjal menjadi salah satu faktor penyebab pergerakan tanah itu terjadi, dan hal itu kian di perparah dengan curah hujan tinggi yang terjadi di daerah tersebut.

“Morfologi menunjukan perubahan kelerengan dari landai langsung curam - terjal. Pada elevasi yang lebih tinggi mudah terjadi gangguan kestabilan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah, Litologi lapukan tanah yang poros dan tebal (>10 meter) yang disusun oleh batu lempung sebagai bidang gelincir,” ungkapnya, Kamis (25/4/2024)

“Kondisi Geologi daerah longsor di dominasi oleh material rombakan dan batu lempung yang mendominasi area lembah. Karakter batuan ini tidak bisa menyimpan air, hanya meloloskan air, dan bersifat kedap air sehingga pada awal kejadian hanya berupa banjir yang disertai lumpur. Curah Hujan tinggi selama beberapa hari menyebabkan proses penjenuhan air akibat infiltrasi air (hujan) sebagai pemicu gerakan tanah,” jelasnya.

Berdasarkan peta Zona kerentanan gerakan tanah (sumber; Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Lokasi daerah longsor berada di zona gerakan tanah menengah-tinggi yang artinya Artinya, di daerah ini dapat terjadi gerakan tanah/ longsor terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah baru dan lama dapat aktif kembali akibat curah hujan tinggi dan erosi yang kuat.(*)