Jakarta: Solidaritas sosial menjadi fondasi utama keberhasilan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia. Program ini berhasil mengubah nasib jutaan masyarakat miskin saat berhadapan dengan risiko sakit(10/10/25).
 |
| Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Abdul Kadir saat jumpa media usai Pertemuan Nasional Fasilitas Kesehatan, Kamis (9/10/2025) |
Semangat saling membantu ini muncul saat berlangsung Pertemuan Nasional Fasilitas Kesehatan, Kamis (9/10/2025). Acara tersebut berlangsung di Hotel Arya Duta, Jakarta, yang dihadiri para pemangku kepentingan.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti memaparkan perubahan sosial yang sangat signifikan. Menurutnya, JKN telah menghapus stigma yang selama ini membelenggu masyarakat kurang mampu.
"Dulu, kami waktu di Yogya itu (ada-red) bukunya (berjudul-red) orang miskin dilarang sakit. Masa orang Indonesia orang miskin dilarang sakit? Jadi kalau dulu orang miskin dilarang sakit, sekarang orang miskin kalau sakit dilarang bayar asal menjadi peserta aktif," kata Ghufron.
Dia menambahkan konsep gotong royong bahkan menjadi sorotan dalam riset internasional bahkan mendapatkan nominasi Nobel Perdamaian. Hal ini menjadi bukti bahwa solidaritas sosial adalah kunci kebahagiaan sebuah bangsa.
Pandangan serupa disampaikan Sekretaris Kemenko PMK Andie Megantara dari perspektif pemerintah. Dia menegaskan JKN bukan sekadar program kesehatan, melainkan instrumen strategis pengentasan kemiskinan.
"JKN adalah instrumen yang penting dalam upaya mengurangi beban pengelolaan masyarakat sebagai strategi dalam infrasi nomor 8 tahun 2025. JKN juga mendorong pencapaian target nol persen kemiskinan ekstrim pada 2026, sehingga kelompok rentan tidak jatuh kembali ke jurang kemiskinan akibat beban biaya kesehatan," kata Andie Megantara.
Sementara, Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Abdul Kadir menjelaskan mekanisme teknisnya. Prinsip asuransi sosial inilah yang membuat sistem JKN bisa berjalan secara berkelanjutan.
"Prinsip di dalam asuransi sosial itu adalah gotong royong. Yang sehat ini membantu membayarkan yang sakit," kata Abdul Kadir.(*)
