Karawang,Ramai pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) yang dianggap menolak rekomendasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama ( PCNU) soal Full Day School,dibantah langsung Dadan Sugardan.(28/9).

Disela- sela menghadiri kegiatan Manasik Paud di Telagasari,Mantan Kadisbudpar ini mengaku, tidak ada istilah atau kata - kata menolak saran dan rekomendasi PCNU saat berdialog maupun diluar dialog audiensi.Karena, sudah disampaikan bahwa DTA pembelajarannya sama sekali tidak terganggu,karena semua SD di Karawang tidak ada yang sekolah 5 hari,kecuali pendidikan dasar yang Swasta. Bahkan,dalam rangka mendukung upaya pendidikan karakter anak- anak sekolah,ia sarankan semua Sekolah memanfaatkan peran ulama, Kiai dan ustadz di lingkungan sekolah dan mendorong arahan serta bimbingannya.Dengan kata lain, sama sekali tidak ada istilah penolakan atas saran dan rekomendasi PCNU, lagi pula DTA tetap berjalan seperti biasa, karena semua SD masih sekolah 6 hari." Bukan menolak, kita kan sudah dialogkan bareng Ketua NU, saya jamin lah SD mah sekolahnya masih 6 hari kok," Katanya.

Disinggung tingkat SMP dan SMA yang masih beberapa melaksanakan sekolah 5 hari atau Full Day School, menurut Dadan itu tidak ada masalah karena tidak menggagu DTA seperti hal nya SD. Ada beberapa SMP yang pulang sore, karena memang kekurangan RKB sehingga ada diantaranya yang masih dua Shift. Soal FDS atau tidak itu adalah pilihan yang di inginkan sekolah, " Kalau SMP kan gak ganggu DTA, bahkan banyak juga yang kurang RKB pulang sore karena pakai Shift, " Ujarnya.

Manasikan Siswa PAUD di Kecamatan TelagasariJika pun FDS sampai ada yang membuat anak mundur sekolah karena ingin lebih fokus di Pesantren misalnya ungkap Dadan, seharusnya tidak perlu terjadi, karena disarankan sebut Dadan,mengurangi saja kegiatan Ektrakulikulernya. Sekolah, diharapkan tidak menganjurkan anak banyak ektrakulikuler yang membuat anak pulang lebih sore.Tawarkan saja eskul pada anak yang mau saja, sehingga yang fokus di Pesantren masih banyak waktu di siang hari untuk pengajian dan kegiatannya." Seharusnga jangan sampai lah ada yang mundur gara - gara FDS, ini soal pilihan saja. Ada baiknya rampingkan saja kegiatan eskul yang menyita waktu sampai sore hari," Ungkapnya.

Wakil Rois Syuriah PCNU Karawang KH Nanang Juwaeni Cholil mengatakan,persoalan FDS bukan terletak pada urusan DTA saja. Sebab, NU basisnya juga di Pondok Pesantren yang notabene bersekolah di sekolah umum. Dengan tidak meliburkan anak dihari sabtu saja kerentanan anak tawuran dan brutal sangat mengkhawatirkan, apalagj kalau harj sabtu di liburkan, sama artinya memperbanyak waktu yang madharat. Begitupun demikian, FDS 5 hari cukup menyita kegiatan kepesantrenan utamanya soal jadwal pengajian atau hafalan santri yang kebetulan sekolah di SMP atau SMA Umum. Maka dari itu, dirinya yang saat bersama Tanfidziyah audiensi di Disdikpora tersampaikan dan memberikan saran dan rekomendasinya soal FDS ini." Basis NU itu bukan di lembaga DTA saja, tapi juga pesantren. Kita kaji sisi maslahat dan Madharatnya jika dipaksa 5 hari," Pungkasnya.

Pewarta: Ruri
Editor: Farida