PELITAKARAWANG.COM-.Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Eka Jusuf Singka mengatakan sampai dengan tanggal 21 Juli 2018 ada 41 orang yang sudah berobat di klinik kesehatan haji Indonesia (KKHI) Madinah. Dari jumlah tersebut, 3 dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi, 4 masih dirawat di KKHI, dan pasien lainnya sudah kembali ke pondokan.


Bahkan, ada beberapa jemaah haji yang kehilangan sandal karena lupa meletakkan dimana atau menitipkan kepada temannya kemudian terpisah.


"Saat ini sudah ada 8 jemaah yang mengalami luka bakar karena pulang dari masjid tanpa alas kaki," ujar Eka dikutip dari rilis Kemenkes RI, Senin 21 Juli 2018.


Mengantisipasi jemaah yang kehilangan sandal, Kemenkes telah menyiagakan 20.400 pasang sendal untuk jemaah yang tidak pakai alas kaki saat pulang dari masjid. Petugas kesehatan haji Indonesia telah menyediakan sandal yang dibawa oleh Tim Promotif Preventif (TPP) Kesehatan Indonesia.


"Kita selalu berupaya semaksimal mungkin melakukan penyuluhan ke sektor-sektor agar jamaah haji yang masuk ke dalam masjid untuk membawa alas kakinya sendiri-sendiri. Bawa, masukkan ke dalam plastik. Ini edukasi yang penting dilakukan kepada jemaah haji,” tegas Eka.


Eka juga mengatakan, Kemenkes telah menyiapkan klinik-klinik kesehatan di bandara Madinah dan Jeddah.  Saat ini operasional masih ada di Madinah sampai sebagian jamaah haji sudah berangkat ke Makkah.


Untuk pelaksanaan haji tahun ini salah satu inovasi dari Kemenkes adalah Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH). KKJH memuat tentang informasi-informasi yang ada di Siskohat. KKJH ini sangat efektif dan lebih efisien dibandingkan dengan buku kesehatan karena kartu ini bersifat mobile dan statistik. 


“Di belakang kartu ini ada di ICV yang menandakan bahwa jemaah sudah divaksinasi,” jelas Eka.


Sehingga semua update tentang status kesehatan jemaah selalu ada bahkan catatan pembinaan sejak di tanah air sudah tercatat di kartu kesehatan haji.


Kartu kesehatan jemaah haji akan membuat jemaah haji patuh terhadap sistem komputerisasi siskohat yang telah dibangun oleh Kemenkes dan Kemenag selama bertahun-tahun.

Sumber :VIVA