PELITAKARAWANG.COM - Manajemen PT PLN (Persero) menegaskan tidak ada pekerja China yang menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia. Pernyataan itu disampaikan terkait kekhawatiran penyebaran virus corona yang dibawa dari pendatang China.

VP Public Relation PLN Dwi Suryo Abdullah memastikan hal tersebut dari hasil inspeksi tahun pertama yang rampung pada 8 Desember 2018 lalu. 

"First Year Inspection telah selesai pada 8 Desember 2018, maka sudah tidak ada lagi tenaga kerja dari China, dan tidak ada ekspatriat dari China (pada proyek-proyek di Indonesia)," ujar Dwi saat dihubungi CNNIndonesia, Senin (27/1). 

Sebelumnya, terdapat informasi dari aktivis pertambangan yang menyebutkan bahwa perusahaan asal Wuhan mendapatkan dua proyek pembangunan PLTU di Indonesia. 


Perusahaan ini adalah Hubei Hongyuan Power Engineering Co Ltd, yang mendapatkan pembangunan atau konstruksi PLTU Tenayan Raya unit 1 dan 2 , Riau dan PLTU Barru Unit 1 dan 2 di Sulawesi Selatan. 


Aktivis tersebut menyebutkan proyek tersebut dalam tahap operasi, sehingga PLN dan pemerintah perlu memberikan pemantauan sebagai upaya mencegah penyebaran virus terkait dengan lalu lintas personel di proyek PLTU yang melibatkan Hongyuan Power Engineering Co Ltd. 

Suryo kemudian menjelaskan bahwa absennya tenaga kerja asal China di proyek-proyek itu dapat dipastikan karena operasi dan pemeliharaan PLTU Tenayan dioperasikan sendiri oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB). 


"Sedangkan untuk PLTU Baru Unit satu dan dua di Sulawesi Selatan, sudah beroperasi lebih dari dua tahun, dan dioperasikan maupun dipelihara sendiri oleh anak perusahaan, PT Indonesia Power," jelasnya. 


Diketahui, hingga kini virus corona telah mengakibatkan kematian pada 80 orang dan menginfeksi lebih dari 2.700 orang. 

Sebagai langkah mitigasi terhadap virus corona, Pemerintah China memerintahkan pelarangan sementara perdagangan hewan liar. Virus corona diduga tersebar melalui daging hewan liar seperti kelelawar dan ular.(cnn)