“KAMI SI ANAK NEGERI”

KARAWANG,PELITA-.

Bila di kaitkan dari sejarah,Kenyataan,Peristiwa.Lalu,Berakhir dramatis bagi kaum para buruh yang ada.Di NEGERI Indonesia sangat dilematis mensikapi kebutuhan mereka untuk hak dan kepentingan yang di suarakan.Segala upaya pemerintah guna merangkul meraka dengan persoala-persoalannya yang melilit “hak”hanya bias dan, selalu buruh jadi Korban “Kecendrungan”.

DiKabupaten Karawang khusus Indonesia umunya,masih banyak hal yang perlu di lihat dengan buka mata,harus di dengar dengan hati serta wajib di rasakan penderitaan para buruh dengan sepenuh jiwa raga untuk berbuat membantu ,bukan hanya di akomudir keberadaan buruh yang ada tanpa realisasi.Para unsur terkait haruslah bisa memfasilitasi keberadaan buruh dengan tuannya.jangan ada keberpihakan pemerintah daearah “pusat” ke tuan-tuannya para buruh di Kabupaten Karawang.
Jangan hanya mereka di peras tenaganya dengan ibarat “Banteng kerja yang tanpa lelah bermain matador, namun rumput kering pun sulit di berikan oleh tuannya”.ini satu bentuk ketidakadilan bila di lihat dari kenyataan secara manusiawi dan pergerakan peradaban zaman.Upah buruh yang ada sangat tidak seimbang dengan tenaga yang di keluarkan.semua tidak dari terlepas UMR tentunya harus juga di pertimbangakan dengan ke terkaitan kelayakan dan kepatutan di zaman perdagangan bebas.bila kita ricek secara detil,mereka sebagaian besar jauh dari apa yang disebut sejahtera dari gaji yang di terimanya.

Berlanjut masalah dengan kelulusan SMA/SMK aau sederajat tahun 2010,mereka yang tidak melanjutkan dan meneruskan mencari kerja dengan izasah pas-pasan tersebut.mereka akan tidak jauh berbeda dengan saudara-saudaranya yang menglamai nasib kurang baik akibat peraturan dan kesewenang-wenangan yang ada di negeri in.

Kapan nasib buruh di negeri ini..?,Kapan mereka di perlakukan bagai muitara dalam tahta.Nusantara tercinta bukan milik perorangan tapi rakyat sebagai penguasa dan, satu di antara adalah kita kaum buruh yang ada,jangan hanya bicara tapi buktikan….!!!!!!

Pasal 33 UUD 45 jangan mau di keberi khusus untuk kaum buruh.mari kita bangkit,bangun dan berbuat untuk diri,keluarga,bangsa dan Negara.bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.MAY DAY adalah milk kita.

"Kami Si Anak Negeri"
Cipt. Ka_Hafis.

Kami si Anak Negeri,yang peduli akan perjuangan Pahlawan kami.
Kami si Anak Negeri,yang mencari Jati diri di Luar Negeri.
Ku korbankan jiwa ini untuk berprestasi karena kami ingin menjajarkan diri
Tak Pernah Lelah kami membangun Negeri.
Tak Pernah Letih kami berprestasi sebagai Anak Negeri.
Tak Pernah Gentar kami akan Luar Negeri.

Prestasi demi prestasi.
Kami cari demi bangsa ini agar kami si Anak Negeri menjadi jadi bukan Belati
Inilah kami si Anak Negeri yang di takuti di luar Negeri
Bantulah Kami si Anak Negeri rela mati demi mengabdi.

SEJARAH MAY DAY.
Sebelumnya May Day terlahir dengan berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi politis hak-hak industrial. Perkembangan kapitalisme Industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik,melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.

Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi di tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut, bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya.Sejak saat itu, Perjuangan untuk menuntut di reduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat.Ada dua orang yang dianggap telah menyumbangkan gagasan untuk menghormati para pekerja, Peter McGuire dan Matthew Maguire, seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Pada tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk menuntut mengurangan jam kerja.McGuire lalu melanjutkan dengan berbicara dengan para pekerja and para pengangguran,melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur.
McGuire menjadi terkenal dengan sebutan "pengganggu ketenangan masyarakat".Pada tahun 1881, McGuire pindah ke St. Louis, Missouri dan memulai untuk mengorganisasi para tukang kayu. Akhirnya didirikanlah sebuah persatuan yang terdiri atas tukang kayu di Chicago, dengan McGuire sebagai Sekretaris Umum dari "United Brotherhood of Carpenters and Joiners of America".Ide untuk mengorganisasikan pekerja menurut bidang keahlian mereka kemudian merebak ke seluruh negara.

McGuire dan para pekerja di kota-kota lain merencanakan hari libur untuk Para pekerja di setiap Senin Pertama Bulan September di antara Hari Kemerdekaan dan hari Pengucapan Syukur.Pada tanggal 5 September 1882, parade Hari Buruh pertama diadakan di kota New York dengan peserta 20.000 orang yang membawa spanduk bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi. Maguire dan McGuire memainkan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini.

Dalam tahun-tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian merayakannya.Pada 1887, Oregon menjadi negara bagian pertama yang menjadikannya hari libur umum. Pada 1894. Presider Grover Cleveland menandatangani sebuah undang-undang yang menjadikan minggu pertama bulan September hari libur umum resmi nasional.

Kongres Internasional Pertama diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss, di hadiri berbagai elemen organisasi pekerja belahan dunia.Kongres ini menetapkan sebuah tuntutan “Mereduksi jam kerja menjadi delapan jam sehari”, yang sebelumnya (masih pada tahun sama) telah dilakukan National Labour Union di AS: Sebagaimana batasan-batasan ini mewakili tuntutan umum kelas pekerja Amerika Serikat, maka kongres merubah tuntutan ini menjadi landasan umum kelas pekerja seluruh dunia.

PERJUANGAN KAUM BURUH

Satu Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions untuk, selain memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut.Tanggal 1 Mei dipilih karena pada 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions,yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872 ,menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886..Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO) menyatakan meski jumlah pekerja perempuan meningkat dua persen di semua kawasan dan peran perempuan di legislatif dan manajerial,meningkat hampir tiga persen.namun rata-rata gaji pekerja perempuan masih lebih rendah dari gaji pekerja laki-laki."Masih ada kesenjangan dalam penggajian. Besarnya bervariasi, ada yang lima persen tapi ada juga yang masih lebih dari 60 persen," kata Direktur ILO Manila Linda Wirth pada peluncuran laporan global ILO Tahun 2007 yang lau yang bertajukkan "Equality at Work: Tackling the challenges".

SELANJUTNYA.

Linda kala itu mengatakan menurut hasil studi, Kesenjangan itu terjadi karena kebanyakan perempuan memang memilih bidang pekerjaan dengan standar gaji yang lebih rendah, seperti pekerjaan domestik dan pekerjaan paruh waktu.Ia menjelaskan pula,bahwa di sejumlah kawasan, kaum perempuan tidak memiliki kesempatan sama dengan kaum laki-laki untuk mendapatkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi sehingga peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi juga lebih rendah.Lanjutnya,Selain itu perempuan juga dianggap punya nilai yang lebih rendah di dunia kerja karena semua hal di sektor ini memang dikonstruksikan demikian oleh perancang pasar kerja pada masa lalu,yang nota bene adalah laki-laki dan hingga kini konstruksi itu masih berlaku," jelasnya.Jadi, Linda tandaskan, perempuan tidak dibayar lebih rendah karena tidak memiliki kualifikasi yang memadai untuk bekerja.Guna mengurangi kesenjangan penggajian tersebut, Linda melanjutkan, semua pihak harus mulai mengubah persepsinya dalam menilai kinerja pekerja perempuan.
Hal itu, menurut dia, antara lain bisa dilakukan dengan mengapresiasi pekerjaan perempuan melalui pemberlakuan batas upah minimal bagi perempuan yang bekerja di sektor domestik"Sebab selama ini mereka dibayar sangat sedikit untuk perannya yang sangat penting," ujarnya.Di samping itu, dia mepertegas, badan khusus perlunya dibentuk untuk memberikan advokasi dan memfasilitasi pekerja perempuan.Badan tersebut nantinya akan melakukan kampanye, sosialisasi, riset dan advokasi untuk membantu pekerja perempuan," jelasnya.ILO sendiri, katanya, telah menyusun strategi untuk mempersempit kesenjangan sistem penggajian pekerja perempuan dan pekerja laki-laki yang bisa diterapkan di tingkat nasional dan memfasilitasi dialog tripartit antara pemerintah, penyedia kerja dan pekerja untuk mewujudkan kesetaraan gender di dunia kerja.Organisasi tersebut, menurut Linda, juga mendorong penerapan perangkat hukum nasional yang terkait dengan konvensi nomor 100 dan 111 ILO tentang kesetaraan di dunia kerja.pungkasnya.

Ini adalah satu bentuk usaha tiga tahun lalu di perjuangakan,bagimana realisasinya yang ada di tanah air khususnya Karawang.Lalu,salah satu pemerhati buruh bicara,namun sayang tidak mau disebutkan jadi dirinya mengatak,Tiongkok melakukan revolusinya bersandarkan pada tenaga kaum tani dan kaum miskin perkotaan, bukankah itu pertanda bahwa buruh bukan satu-satunya tenaga yang dapat menggerakan revolusi?Jawabannya sederhana,karena buruh adalah kelas masyarakat yang merupakan anak kandung kapitalisme. Pukulan yang dilancarkan oleh kelas buruh akan langsung menyerang jantung capital, industri. Pukulan-pukulan kaum tani tidak akan berdampak banyak secara politik sebelum kaum buruh bergerak melumpuhkan urat nadi kapitalisme. Kita dapat melihat bahwa perlawanan kaum tani, yang merebak di awal 1990-an di negeri ini, tidak menggoyahkan sedikitpun sendi-sendi rejim Orde Baru.
Bahkan, ketika perlawanan tani mencapai puncak kuantitasnya di tahun 1992, Orde Baru tidak memerintahkan dilancarkannya crackdown. Represi tetap terjadi, dan keji (seperti biasa) tapi dilokalisir semaksimal mungkin. Namun, ketika perlawanan buruh mulai menguat di tahun 1994, dan mencapai kulminasinya di tahun 1996, ketika pawai pemogokan sudah melibatkan lebih dari 10.000 buruh, Orde Baru melancarkan pukulan balasan yang amat keras.

Sebaliknya, kelas tani dan artisan (seniman bebas, para pengrajin dan pedagang kecil), adalah anak kandung sistem feudalisme. Mereka masih tetap bertahan hidup di bawah sistem kapitalisme, sama seperti sisa-sisa feudalisme yang lain, seperti budaya unggah-ungguh (konservatisme moralis),sistem kroni, dan lain-lain. Kapitalisme perlu untuk memelihara segi-segi paling tidak produktif dari feudalisme ini ,karena ia sendiri adalah sistem yang tidak efisien, ia harus menyediakan jalan keluar bagi mereka yang tidak dapat diserapnya ke dalam industri. Apalagi jika diperhatikan bahwa sisa-sisa feudalisme ini paling banyak bertahan di negeri-negeri bekas jajahan. Kaum kolonialis dengan sengaja mempertahankan sistem feudalisme ini untuk mempersulit rakyat terjajah dalam melakukan revolusi pembebasan nasionalnya. Membuat para pejuang pembebasan nasional harus menghadapi musuh di dua front: kaum feudalnya sendiri dan para kolonialis sekaligus.Itulah mengapa di negeri-negeri di mana sisa-sisa feudalisme masih kuat berakar revolusi demokratik harus dilancarkan dalam dua tahap,revolusi melawan feudalisme dan revolusi melawan kapitalisme. Revolusi melawan feudalisme (atau juga dikenal sebagai revolusi melawan kediktatoran militer) merupakan jalan untuk mematangkan kapitalisme itu sendiri – memajukan industri, memajukan liberalisme politik dan moral, dan memajukan proletarisasi masyarakat. Maka, dalam masyarakat di mana revolusi anti-kediktatoran tidak dapat segera diteruskan dengan revolusi menggulingkan kapitalisme, tuntutan-tuntutan untuk penyediaan lapangan kerja dan pendidikan akan segera berkumandang. Ini dapat dilihat dalam situasi yang kini terjadi di Brasil misalnya, dukungan bagi CUT, sayap buruh dari Partai Buruh Brasil, mengalami kemunduran hebat akibat kegagalannya memperjuangkan pembatalan PHK massal di negeri itu.

Namun, bagi mereka yang berpandangan dialektik, gerakan kontra revolusioner ini mengandung benih-benih keuntungan yang, jika digarap dengan tepat, justru dapat membuahkan kemenangan yang menentukan di dalam revolusi sosialis menggulingkan kapitalisme.Karena dengan represi ekonominya itu, kaum kapitalis membuka front dengan seluruh sektor masyarakat, memungkinkan pembentukan aliansi kelas dan sektor melawan kapitalisme itu sendiri.

Sejarah telah mengajarkan,bahwa revolusi sosialis harus segera disusul dengan industrialisasi, proletarisasi di segala bidang. Karena bila tidak demikian, maka sosialisme akan dibangun di atas tiang yang keropos dan usang,tiang-tiang yang menyangga feudalisme. Sosialisme harus dibangun di atas tiang yang baru, yang segar, yang lebih produktif”Kelas Buruh”.Namun demikian harus disadari,bahwa aliansi kelas dan sektor melawan kapitalisme itu hanya mungkin terjadi di atas sebuah basis ekonomi. Persoalan ekonomilah yang menjadi raison d'etre dari aliansi semacam ini. Karena itu, kaum revolusioner harus memulai langkah perjuangannya dari sektor sosial-ekonomi -perjuangan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan hidup.

Di titik inilah organisasi pelopor harus memainkan perannya. Organisasi pelopor, bukan model monolitik seperti yang dicontohkan oleh Stalin, adalah organisasi yang berjuang untuk memimpin kesadaran perlawanan rakyat dari perjuangan ekonomi menuju perjuangan politik. Dari reformasi menuju revolusi. Dari kemenangan-kemenangan kecil menuju kemenangan yang menyeluruh. Dari transformasi sosial menuju pewujudan epos ekonomi-politik baru. Maka, organisasi pelopor, pertama dan terutama adalah organisasi untuk berpropaganda dan beragitasi. Ia harus mencetak kader-kader untuk bekerja membangkitkan perlawanan rakyat merebut kesejahteraan, dan mendidik rakyat untuk mampu meningkatkan tahap perlawanannya ke tahap perjuangan politik. Kepemimpinan politik akan dicapai oleh sebuah organisasi pelopor jika perjuangan rakyat dapat ditingkatkan dari kesadaran ekonomis menjadi kesadaran politik.demikian kata permerhati buruh tersebut.

Hari Buruh, May Day, telah lama digunakan untuk kepentingan ini oleh banyak organisasi pelopor di seluruh dunia. COSATU secara khusus melancarkan kampanye "Hari Buruh adalah milik kita" di tahun 1986, yang diikuti oleh jutaan kaum buruh di seluruh Afrika Selatan. Kampanye ini merupakan langkah yang penting bagi mereka karena COSATU.Kemudian merupakan satu di antara tiga organisasi yang membentuk Aliansi Tripartit (bersama Kongres Nasional Afrika dan Partai Komunis Afrika Selatan) yang kini berkuasa di Afrika Selatan. Dan kini, serikat-serikat kerja merupakan tulang punggung bagi transformasi ekonomi-politik Afrika Selatan pasca apartheid.

Seterusnya,Situasi Indonesia sekarang merupakan situasi yang kritis bagi gerakan revolusioner. Di satu sisi, krisis ekonomi telah demikian menajam, dengan melambungnya harga-harga dan terjadinya PHK massal di mana-mana. Bahkan ada indikasi penggadaian negara oleh pemerintah melalui diberlakukannya. Situasi ini telah membuahkan perlawanan ekonomi yang spontan, dengan tingkat pemogokan yang mencapai rekornya dalam intensitas dan ekstensitas di bulan-bulan awal tahun 2001.
Pada tahun 2006 kembali gerakan buruh melakukan pemogokan yang sangat besar dengan memanfaatkan momentum Mayday. Di sisi lain, terdapat krisis politik yang sama sekali tidak bernuansa kelas, yaitu pertentangan antar elit borjuasi dalam memperebutkan penguasaan atas kapital yang masih tersisa di negeri ini. Bagaimanapun, kaum kapital akan bersatu dalam berhadapan dengan rakyat. Jika kaum revolusioner terlambat memberikan dukungan dan kepemimpinan (dalam makna agitasi dan propaganda politik) melalui isu-isu ekonomi, sangat dikuatirkan bahwa rakyat akan segera mengalami demoralisasi. Dan demoralisasi adalah akar dari rasa frustasi yang akan melahirkan entah anarki atau apatisme.

Berdasarkan hal tersebut, maka jelas bahwa perjuangan rakyat baik itu sektor buruh, tani, mahasiswa dan lain-lain belum selesai. Perlawanan yang radikal dan besar sangat dibutuhkan agar rakyat Indonesia dapat menikmati kesejahteraan. Kebersatuan antar sektor harus mulai dibentuk demi mencapai keadilan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

Hari Buruh 1 Mei 2010 harus digunakan sebagai titik start untuk mulai melancarkan segala agitasi dan propaganda ekonomi-politik, untuk membangun sebuah aliansi kelas dan sektor yang sejati , bukan antara kaum proletar dengan borjuis progresif, melainkan antara kaum proletar dengan sektor-sektor rakyat tertindas lainnya.
Jelang hari Buru Internasional di harapkan tidak terjadi,Insiden SiBuYa dipastikan tidak akan terulang lagi, karena aparat sejak dini telah melarang para buruh membawa binatang saat memperingati May Day pada tanggal 1 Mei mendatang.“Unjuk rasa dengan membawa binatang atau hewan akan kita larang,” tegas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar,pada wartawan. (23/4/2010).Boy beralasan, penyertaan binatang dalam aksi demo berpotensi membahayakan keselamatan para demonstran dan orang-orang yang berlalu lalang di lokasi aksi,Karena membawa hewan seperti kerbau dan lain-lain bukan mustahil akan membahayakan keselamatan masyarakat. Sampaikanlah aspirasi dengan tertib santun dan lagi-lagi tidak anarkistis,” ujarnya.

Seperti diketahui, penyertaan binatang dalam aksi unjuk rasa sempat membuat gerah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Insiden ini bermula ketika para demonstran menghadirkan seekor kerbau bertuliskan SiBuYa dalam unjukrasa 100 hari pemerintahan SBY-Boediono beberapa waktu lalu di Bundaran HI.

Dalam pidatonya beberapa waktu kemudian, Presiden sempat menyatakan keberatannya atas tindakan para demonstran yang dinilai menjelek-jelekkan dirinya dan Wakil Presiden Boediono. Presiden terusik dengan kehadiran seekor kerbau yang dianggap sengaja diidentikkan dengan kepribadian SBY.

Kemudian, Peristiwa kerusuhan di Batam, Kamis 22 April kemarin, sangat disayangkan banyak pihak. Menteri Dalam Negeri meminta Pemerintah Daerah setempat cepat bertindak mengenai ketenagakerjaan di daerah, sehingga kasus seperti ini tidak terulang lagi.Ini pelajaran kita ke depan. Dan ini, akan segera kita surati para gubernur, wali kota, agar kasus-kasus semacam ini tidak terjadi lagi,kata Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengawali konferensi pers-nya di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan.Menurutnya, persoalan-persoalan ketenagakerjaan seperti permasalahan di Batam seyogyanya menjadi urusan daerah. Sehingga jika terdapat permasalahan menyangkut perbedaan kultur, kebiasaan-kebiasaan pekerja asing dan Indonesia, seharusnya disosialisasikan dengan cepat oleh pemerintah daerah setempat. Sosialisasi tersebut dilakukan dengan cara pelatihan-pelatihan, pemahaman.Lanjutnya,"Maklum di Batam itu adalah sebuah wilayah yang multietnis," ucap Gamawan.Di Indonesia, lanjut mantan Gubernur Sumatera Barat ini, ada beberapa daerah lain layaknya Batam. Sehingga diharapkan pemerintah daerah lebih responsif, jika terjadi ketersinggungan etnis, seperti yang terjadi di Batam."Saya menyampaikan, seyogyanya setelah ini pemerintah daerah lebih cepat melihat segala perkembangan yang terjadi, yang menyangkut ketenagakerjaan di daerah. Saya akan memberitahu kepada gubernur, bupati, dan wali kota, kalau urusan ini sebagian sudah menjadi urusan daerah,tegasnya.

Pemberitaan media massa mengenai kerusuhan di PT Drydock, Batam, mendapatkan ucapan terima kasih dari Menteri Dalam Negeri. Karena media telah memberitakan kerusuhan ini secara spesifik."Saya berterima kasih atas pemberitaan media yang baik di sana.Menganggap kasus ini benar-benar specific company begitu," katanya saat mengawali konferensi pers-nya di Kantor Wapres.

Pemberitaan media massa mengenai kerusuhan Batam sudah proporsional. Pemberitaan tersebut sangat bagus untuk iklim investasi di Indonesia."Kita merasa terbantu lah dengan pemberitaan media yang proporsional tentang kejadian di Batam kemarin, untuk kembangkan investasi dan sebagainya," ujarnya.Seperti diberitakan, kerusuhan di Batam hanya terjadi di PT Drydock Naninda, Kecamatan Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Terjadi ketersinggungan antara atasan berkerwarganegaraan India dengan bawahannya yang berkewarganegaraan Indonesia.Ketersinggungan yang diduga menyinggung ras tersebut, membuat persoalan yang semula bersifat pribadi, menjadi meluas, bahkan berbuah kerusuhan, pembakaran, dan perusakan di perusahaan geladak kapal tersebut.Untungnya kerusuhan tidak meluas ke warga. Kerusuhan yang hanya terjadi .

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi,menutup kemungkinan adanya akumulasi perasaan sakit hati yang terjadi pada karyawan berkewarganegaraan Indonesia terhadap atasannya yang berkewarganegaraan India.Saya tidak melihat faktor itu ya, tapi ada letupan-letupan seperti ini kemudian terpancing dengan peristiwa-peristiwa lain," jawab Gamawan saat ditanyai wartawan.lanjut Gamawan, awal peristiwa yang terjadi di Batam ,ini merupakan peristiwa kecil. Namun ada kemungkinan peristiwa-peristiwa serupa pernah terjadi di perusahaan. "Mungkin saja ada faktor-faktor seperti itu," ucapnya.Faktor-faktor yang secara mendasar saya belum bisa bilang apa. Tapi ada faktor-faktor yang menyebabkan kejadian seperti ini perlu kajian mendalam," tuturnya.Lebih lanjut,memandang tidak perlu untuk menjatuhkan sanksi terhadap pihak-pihak terkait yang bertanggung jawab dalam peristiwa tersebut. Kecuali jika proses hukum tidak berjalan.

Karyawan PT Drydock Naninda, Batam, yang terlibat kerusuhan yang diduga dikarenakan SARA. Kapolri berharap tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan kekeruhan situasi di Batam."Kita berharap jangan ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi ini dan kita harapkan hal seperti ini suatu kejadian yang tidak bisa dinyatakan sebagai satu tindakan yang kaitannya dengan daerah lain. Ini spesifik hanya terjadi di tempat itu," ujar Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri dalam konferensi pers nya.Jumat (23/4/2010).

Kemudian,Kapolri memaparkan terdapat sembilan orang terluka, di antaranya lima warga negara asing, dan empat warga negara Indonesia. Data korban yang diperoleh sebagai berikut:Prabahra (27), warga negara India,Verendra Kumar (25), warga negara India,Diju (38), warga negara India,Arumuzan (37), warga negara India,Mediawanur (27), warga negara India,Ludwig (34), warga negara Indonesia,Patrick Susanto (27), warga negara Indonesia,Hendri Dwi Cahyo (27), warga negara Indonesia,Susanto (29), warga negara Indonesia

Lanjut Bambang,Selain itu juga terdapat tindak kekerasan pembakaran terhadap lima kendaraan, dan perusakan 24 kendaraan lainnya. "Memang ada kantor dan kantin yang dibakar. Ini suatu tindakan spontan," ungkapnya.Namun dengan kecepatan aparat keamanan mengamankan situasi, tindak kerusuhan bisa dilokalisir dan warga negara asing bisa diamankan. "Alhamdulillah situasi tentu sudah kondusif dan tidak ada hal-hal yang akan berkembang, dan kekuatan pasukan kami ada 3 SSK Brimob, 1 SSK kami datangkan dari Riau," tuturnya.Kata Kapolri mempertegas,Proses hukum harus berjalan. Jadi mungkin proses hukumnya ini kurang terpublikasi. Saya meminta proses hukum ini juga dipublikasikan,"tandasnya.

Lanjutkan dan Teruskan karena perjuangan,PELITA ON LINE mendukung pasti di MAY DAY.Mari jungjung tinggi martabat kita sebagai sesama kaum buruh demi pengakuan dan penghormatan kaum kita di dapatkan.Amin.
Mari May Day lakukan dengan penuh damai untuk sejatera.dengan kompak kita buktikan buruh itu ada dan bersatu. Bravo para Buruh Indonesia,Bravo Buruh Karawang. /Berbagai sumber./Redasksi.